REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Penambangan galian golongan C di Sungai Bebeng kawasan Gunung Merapi di Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sementara ditutup setelah status aktivitas Merapi meningkat dari normal menjadi waspada.
"Sesuai dengan instruksi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, penambangan pasir di kawasan Merapi ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan," kata Sekretaris Desa Kemiren Jumar di Magelang, Selasa (22/5).
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari normal menjadi waspada, kawasan penambangan ditutup sementara. Berdasarkan pantauan di jalur menuju penambangan di Sungai Bebeng di Desa Kemiren yang biasanya terlihat ratusan truk berlalu-lalang setiap hari untuk mengambil pasir, pada Selasa ini relatif sepi.
"Memang ada satu dua truk yang masih mengangkut pasir tetapi tidak mengambil langsung dari kawasan penambangan. Mereka mengambil pasir dari depo yang ada di Desa Kemiren," katanya.
Status Gunung Merapi waspada.
Karena tidak ada truk yang naik mengambil pasir di kawasan penambangan, otomatis para penambang juga turun dari lokasi penambangan. Pemilik depo pasir di Desa Kemiren Warsidi membenarkan hari ini tidak ada penambangan pasir. Kalau biasanya ada tiga truk memasok pasir ke deponya, pada Selasa ini sama sekali tidak ada pasokan pasir. "Karena kondisi Merapi lagi seperti ini mau bagaimana lagi, saya tidak berani memaksakan untuk mendapatkan pasokan pasir. Kalau melanggar, malah berisiko," katanya.
Ia berharap status Merapi segera normal kembali sehingga para penambang bisa beraktivitas lagi. Hal itu karena penambangan pasir menjadi sumber penghasilannya.