REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia industri tengah memasuki era baru yang disebut revolusi industri 4.0. Tak hanya ramai jadi perbincangan di dunia industri dan ekonomi, gaung soal industri generasi keempat ini juga terus dibahas di semua sektor, salah satunya pendidikan.
Menurut Rektor Perbanas Institute, Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo, industri 4.0. adalah ketika cyber system merupakan bagian penting di seluruh sektor industri yang berdampak bisnis ke depannya menjadi sangat fleksibel.
Hal tersebut disampaikan Marsudi saat menjadi pembicara di seminar nasional yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi Bina Sarana Informatika (BSI) di aula BSI kampus Kalimalang, Jakarta, Rabu (24/5).
“Perubahan sistem perekonomian, seperti semakin berkembangnya fintech pada jasa pembayaran, selain itu juga adanya moda transportasi online. Universitas juga tidak lama lagi akan berubah ke arah terdigitalisasi,” kata Marsudi seperti dikutip rilis BSI yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/5).
Marsudi menambahkan, kurang lebih lima tahun ke depan sudah akan ada perubahan mendasar dalam cara orang belajar. Dengan adanya disruptif teknologi, saat ini ilmu dapat didapat dari mana saja yang telah tesedia di internet. Oleh karema itu, universitasi harus melakukan revolusi, seperti revolusi institusi, revolusi mengajar dan revolusi belajar mahasiswa.
“Saat ini, mahasiwa telah menjadi generasi Z. Di mana gadget telah menjadi kebutuhan utama. Ibaratnya, ketinggalan hp sejam, rasanya sudah seabad. Dengan perubahan perilaku terhadap teknologi tersebut, generasi muda sebenarnya sudah siap dengan perubahan. Seperti melakukan revolusi belajar untuk bertahan di era disruptif ini,” kata Marsudi.
Lebih lanjut, Marsudi mengatakan, ke depannya lulusan perguruan tinggi tidak lagi hanya pintar dalam satu bidang. Tetapi, lulusan yang mampu berdaptasi ketika ada perubahan teknologi dengan cepat dapat melakukan perubahan. Ke depannya akan ada pergantian kedudukan softskill dan hardskill, 70 persen untuk kemampuan softskill dan 30 persen untuk kemampuan hardskill.
“Oleh karenanya, mulai saat ini mahasiswa BSI harus melakukan revolusi belajar. Yang tadinya hanya mendengarkan dosen di kelas, tetapi saat ini sudah mulai untuk mencari alternatif learning. Selain itu juga berlatih untuk memecahkan masalah-masalah. Pada akhinya mahasiswa BSI mampu mengamati, mengerti, menganalisa dan mengevaluasi perubahan teknologi yang terjadi serta mampu menciptakan jawaban untuk melakukan perubahan dengan cepat,” tandas Marsudi.