REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mempertimbangkan usul Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tentang peningkatan prestasi Indonesia dari atlet-atlet yang berada luar pelatihan nasional (pelatnas). Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBSI Achmad Budiharto mengatakan, bisa saja menggabungkan atlet nonpelatnas dan pelatnas dalam pembentukan timnas.
"Kalau sekadar saran, bisa saja jadi bahan pertimbangan," ujar Budiharto saat dihubungi, Rabu (30/5).
Ia mengatakan, selama ini PBSI memang hanya menjadikan atlet pelatnas sebagai tumpuan dalam memperbaiki prestasi dan pembentukan timnas badminton Indonesia. Hanya, usulan Kemenpora tersebut, menurut Budiharto punya konsekuensi lebih kompleks.
Ia menerangkan, selama ini adanya pelatnas sebagai basis pembentukan timnas. PBSI mempunyai program dan proses latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pembentukan timnas.
Para atlet yang ada di pelatnas juga sebetulnya atlet-atlet yang berhasil menunjukkan bakat dan prestasi di luar pelatnas. Seleksi nasional yang membuat atlet tersebut masuk pelatnas. Selama di pelatnas, PBSI akan membentuk atlet-atlet tersebut sesuai dengan kebutuhan timnas.
"Kalau atlet di luar pelatnas, bagaimana kita bisa memantaunya?," ujar Budiharto.
Konsekuensi paling nyata mengandalkan atlet di luar pelatnas, yaitu sulitnya mengontrol pola latihan, dan asupan, serta fisik atlet tersebut. Paling penting, menurut Budiharto, tanpa pelatnas, atlet-atlet tersebut akan sulit berada dalam satu tim.
Karena pelatnas, Budiharto menerangkan, berakhir pada pembentukan timnas yang akan turun ke galanggang atas nama Merah Putih. "Bagi kami, pembentukan tim itu berdasarkan hasil terbaik di pelatnas. Dan pelatnas itu untuk kebutuhan tim. Bukan untuk kebutuhan individu," kata dia.
Pekan lalu, Menpora Imam Nahrawi meminta PBSI tak melulu mengandalkan atlet pelatnas untuk peningkatan prestasi bulutangkis Indonesia. Ia menyarankan PBSI melirik potensi atlet dan pelatih di luar pelatnas. Imam mengusulkan itu setelah kegagalan tim bulutangkis Indonesia saat Piala Thomas dan Uber 2018.