Ahad 03 Jun 2018 08:35 WIB

PGRI Siap Bekerja Sama Intensif dengan Ganjar Jika Terpilih

Ganjar tidak ingin dukungan dengan memberikan syarat tertentu.

Calon Gubernur Jateng nomor urut satu Ganjar Pranowo (tengah)
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Calon Gubernur Jateng nomor urut satu Ganjar Pranowo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah menyatakan siap bekerja sama secara intensif dengan Ganjar Pranowo. Kerja sama itu jika Ganjar terpilih kembali sebagai gubernur Jateng untuk periode selanjutnya.

"PGRI mengakui kinerja impresif Gubernur Ganjar pada periode pertama dalam dunia pendidikan sehingga kami siap diajak bicara lagi ke depan," kata Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah Widadi di Semarang, Sabtu (2/6).

Widadi mengemukakan hal itu dalam dialog jajaran PGRI Jateng dengan Calon Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dialog yang berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan itu juga dihadiri oleh Ketua Dewan Kehormatan Guru Indonesia PGRI Sudharto dan Rektor Universitas PGRI Semarang Muhdi, serta puluhan pengurus dan anggota PGRI Jateng.

Rektor UPGRIS Muhdi mengapresiasi inisiatif Ganjar Pranowo dalam memperjuangkan nasib guru guru tidak tetap hingga ke Presiden Joko Widodo. "Bahkan berkat perjuangan Ganjar Pranowo bersama PGRI, pemerintah pusat menyatakan akan merekrut 100 ribu guru," ujarnya.

Muhdi bahkan mendoakan Ganjar Pranowo terpilih sebagai Gubernur Jateng periode 2018-2023 sehingga bisa bekerja sama lebih baik lagi dengan PGRI. "Kami siap membantu Pak Ganjar dalam berkontribusi memikirkan pendidikan di Jateng," katanya.

Peserta dialog mengusulkan agar pejabat di jajaran dinas pendidikan ditempati orang-orang yang berkompeten. Selain itu, ada bantuan alat kesenian berupa gamelan di sekolah-sekolah. 

Cagub Jateng Ganjar Pranowo menyebutkan solusi pendidikan Indonesia bukan dengan meniru sistem pendidikan dari negara Finlandia. Dia mengatakan solusi pendidikan di Indonesia harus dikembalikan pada substansi mendidik, yakni menempa moral serta etika manusia.

"Saya pernah ke Finlandia, ke LAN-nya (Lembaga Administrasi Negara), pejabat tingginya orang partai, saya tanya bagaimana anda memisahkan kepentingan politik dan profesionalisme birokrasi, jawabannya etika," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Ganjar juga bercerita bagaimana menerbitkan peraturan gubernur tentang pembatasan emisi kendaraan di lingkungan Pemprov Jateng pada setiap Jumat. Seluruh pegawai termasuk gubernur dilarang membawa kendaraan pribadi, tapi boleh naik sepeda, kendaraan umum, atau jalan kaki.

"Regulasi itu saya cabut lagi karena semua curang, bawa mobil diparkir di Taman KB dan ironisnya yang pertama kali melanggar itu petugas Satpol Pamong Praja yang seharusnya menegakkan pergub. Jadi, ini soal moral dan etika, sistem dan regulasi nanti dulu deh," katanya.

Ganjar mengaku sedih ketika mendapati kenyataan masih banyak guru yang menyuap agar bisa naik pangkat menjadi kepala sekolah. Suami Siti Atikoh itu juga prihatin ada orang yang mau mendirikan sebuah sekolah, tetapi mencoba kolusi.

"Orang itu menyatakan akan mendukung Ganjar pada Pilgub Jateng jika izin pendirian sekolah diterbitkan, lalu saya bilang silakan mendaftar nanti diverifikasi, eh dijawab 'wong mau didukung kok gak mau bantu', terus saya balas lagi kalau mendukung silakan, kalau pakai syarat tidak usah," ujarnya. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement