Ahad 03 Jun 2018 17:37 WIB

Amien dan Prabowo Bertemu Rizieq, Ini Komentar Sekjen PDIP

Amien Rais dan Prabowo melaksanakan ibadah umrah bersama pada akhir pekan ini.

amien bertemu prabowo, amien rais, prabowo subianto, amien-prabowo bertemu di makkah
Foto: istimewa
amien bertemu prabowo, amien rais, prabowo subianto, amien-prabowo bertemu di makkah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan tidak ada istilah umrah politik. Menurutnya, umrah merupakan perjalanan suci setiap umat Islam yang didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Umrah itu yang ada berdoa bersujud di Rumah Allah SWT. Kami itu mengkritik umrah yang melalukan penipuan kepada masyarakat," kata Hasto Kristiyanto di Kota Bandung, Ahad (3/6), ketika dimintai tanggapan soal umrah Prabowo dan Amien Rais.

Ia juga menilai wajar jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais saat melakukan umrah di Tanah Suci bertemu dengan petinggi FPI Habib Rizieq. "Pertemuan itu kan pertemuan silaturahim ya, itu setiap orang berhak. Justru kalau setiap umrah dimaknai secara politik, itu malah ada pergeseran. Jadi tidak menghayati makna umrah yang sesungguhan," kata dia.

Selain itu, lanjut Hasto, pihaknya juga menilai wajar terbentuknya Koalisi Keumatan yang diusulkan oleh petinggi FPI Habib Rizieq Shihab kepada Partai Gerindra, PAN dan PKS. Menurut Hasto, koalisi dalam politik dijamin oleh undang-undang.

"Kami malah mengharapkan mulai 4 Agustus sudah pada tahapan pendaftaran capres, yang mendukung Pak Jokowi sudah 'confirm'. Kami juga berharap mereka yang mencalonkan pasangan calon lainnya bisa segera menyampaikan gagasannya," kata dia.

Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo mengatakan pertemuan ketiga tokoh tersebut berlangsung pada pukul Sabtu (2/6) pukul 15.00 waktu Makkah. "Setelah berbincang santai beberapa saat, saat ini beliau bertiga berbincang terbatas. Sementara rombongan menunggu di bawah," kata Dradjad Wibowo kepada Republika.co.id, Sabtu (2/6).

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement