Senin 04 Jun 2018 11:43 WIB

Islam Dikucilkan Seperti Nabi Yusuf AS

Kekuatan Ukhuwah Islamiyyah merupakan kunci menghadapi keterkucilan.

Rep: Novita Intan/Mgrol104/ Red: Agung Sasongko
Ribuan umat Islam berdoa dalam Aksi Bela Islam 3 di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ribuan umat Islam berdoa dalam Aksi Bela Islam 3 di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Republik Demokratik Azerbaijan menggelar peringatan Nuzulul Quran kemarin Sabtu (2/6). Acara diawali buka puasa bersama seratus lebih warga negara Indonesia (WNI), staf KBRI, dan warga negara Malaysia yang dipimpin Dubes Malaysia Datuk Roslan Abdul Rahman.

Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fannanie, mengaku senang dengan kehadiran tamu yang memadati kediamannya tersebut.

"Saya senang karena ini menunjukkan keberadaan kita sebagai saudara benar-benar terjaga. Ukhuwah Islamiyah kita harus makin kuat, begitu seterusnya," ungkap Husnan dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Senin (4/6).

Sebagai sesama rumpun Melayu yang hidup di negeri orang, kata Husnan, warga Indonesia dan Melaysia harus bisa menunjukkan keislamannya. "Bahkan, Islam harus kita diajarkan pada masyarakat Azerbaijan yang tak biasa melaksanakan syariat Islam," katanya menegaskan.

Pada kesempatan itu, KH Hasan Abdullah Sahal hadir memberikan tausiyah. Di antaranya pengasuh Pondok Modern Gontor itu menyampaikan pentingnya merajut ukhuwah Islamiyah. Apalagi saat ini, terang Kiai Hasan, Islam dikucilkan dan dipendam laiknya Nabi Yusuf AS oleh saudara-saudaranya.

"Yahudi dan Nasrani akan terus menekan Islam karena saat ini kita minoritas," ungkap Kiai Hasan.

Kendati demikian, imbuhnya, Allah telah menjanjikan bahwa umat Islam akan selalu terikat dalam persaudaraan. Sebaliknya, Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah bersatu.

"Allah jelas mengemukakan bahwa innamal mu-minna ikhwah. Kita ini bersaudara. Tetapi tak ada satu pun ayat yang menerangkan mereka akan bisa bersaudara. Mungkin mereka terlihat akrab, tapi sebenarnya saling benci satu sama lainnya," kata Kiai Hasan.

Oleh karena itu, papar Kiai Hasan, Islam akan terus diposisikan seperti Nabi Yusuf AS untuk ditekan, dibenamkan, dan dikucilkan dari dunia internasional. Padahal, seperti Nabi Yusuf AS, Islam itu memiliki tampilan yang bagus, pintar, terampil, dan menunjukkan segala perihal yang baik.

Di ujung tausiyahnya, Kiai Hasan berharap suasana baik dengan berkumpulnya umat Islam Indonesia dan Malaysia ini terus terpelihara. "Tak cuma saat buka puasa Ramadhan, tapi juga di hari-hari lainnya," tuturnya.

Cara Mempelajari Islam

Islam adalah agama yang memiliki banyak ajaran yang belum tentu diketahui secara menyeluruh oleh Muslim. Memahami Islam sangat penting untuk meningkatkan keimanan. Selain itu, hal tersebut berguna untuk menghindarkan diri dari kesalahpahaman yang mungkin timbul jika tidak memiliki pengetahuan yang baik.

Setidaknya ada tiga cara untuk mempelajari Islam, yang dikutip dari buku Dienul Islam karya Drs KH Nasruddin Razak.

Pertama, Islam dipelajari langsung dari sumbernya, yakni Alquran dan sunah Rasulullah. Banyak Muslim yang keliru karena mengenal Islam dari ulama-ulama yang jauh dari Alquran dan sunah atau sumber kitab fikih serta tasawuf yang tidak terpercaya. Pilihlah ulama yang terpercaya akan ilmunya serta sumber kitab yang ditulis oleh ahlinya.

Kedua, Islam dipelajari secara integral, bukan parsial. Maksudnya, Islam dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan, tidak sebagian saja. Memahami Islam hanya dari satu sisi akan membuat pemeluknya menjadi skeptis (ragu, bimbang) terhadap Islam.

Seperti hikayat pengenalan dari empat orang buta terhadap seekor gajah. Yang memegang ekornya berpendapat bahwa gajah itu panjang seperti cambuk. Yang memegang kakinya akan berpikir bahwa gajah itu seperti pohon kelapa. Yang memegang telinganya akan berkata bahwa gajah itu lembek, sedangkan yang memegang perutnya akan memahami bahwa gajah itu laksana barang bergantung yang besar.

Seperti halnya ada empat mazhab yang dikenal oleh umat Islam. Pelajari keseluruhanya dan temukan kesinambungannya agar tidak merasa bimbang akan Islam.

Jika tidak sempat mempelajari keseluruhannya, cukup dengan prinsip-prinsip Islam. Islam adalah agama universal yang pola ajarannya mudah ditemukan. Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kehidupan yang harmonis, baik duniawi maupun ukhrawi.

Ketiga, sebaiknya jangan mempelajari Islam dari literatur para orientalis. Pada umumnya mereka bukan Muslim dan memandang Islam dari pola pikir kaum Islamofobi. Pelajari Islam melalui kepustakaan yang ditulis oleh ulama besar, kaum zuama, dan sarjana-sarjana Islam. Biasanya, mereka memahami Islam dengan baik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement