REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menggandeng Kodam Jaya dan Polda Metro dalam melakukan upaya stabilisasi harga bahan pangan pokok. Bulog menggelar pasar murah di 17 titik di Jabodetabek dengan sasaran utama tempat-tempat keramaian seperti pasar, rumah susun, kantor kelurahan hingga kantor polres.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menuturkan, komoditi yang disediakan yakni beras, gula, minyak goreng, daging kerbau beku dan daging ayam. Semua komoditi pangan tersebut dijual dengan harga yang lebih murah dari harga di pasaran.
Untuk beras kualitas medium kemasan lima kilogram, misalnya, Bulog menjual dengan harga kisaran Rp 43 ribu sampai 45 ribu. Sementara, daging ayam hanya Rp 32 ribu per ekor dan daging kerbau Rp 80 ribu per kilogram.
"Kita pastikan masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan bahan pangan pokok walaupun ada libur panjang menghadapi Lebaran," ujar Budi, di Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (6/6).
Setelah Jabodetabek, Bulog juga akan menggelar kegiatan serupa di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.
Budi memastikan, Bulog memiliki stok pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hingga 5 Juni lalu, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai lebih dari 1,5 juta ton. Sementara, realisasi serapan telah mencapai 984 ribu ton.
Sebelumnya Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan, serapan beras Bulog lebih rendah dari tahun sebelumnya karena karena harga gabah yang tinggi di angka Rp 4.500 per kg hingga Rp 4.600 per kg.
"Beras yang kami beli Rp 8.030 di petani atau pertanian mungkin Rp 8.200," katanya saat ditemui di Auditorium Kementerian Pertanian, Selasa (5/6). Ia menambahkan, harga beras tinggi karena kualitas gabah yang dihasilkan tahun ini lebih bagus dari tahun lalu.
Pekerja mengangkut karung beras Bulog di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (24/5). Bulog menyatakan stok beras aman selama periode Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1439 H.
Pemerintah berupaya menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras menjadi Rp 8.900 per kg guna menekan harga di tingkat konsumen. Penurunan HET ini diakui Andrianto tidak mempengaruhi Bulog, tapi akan berdampak pada serapan karena harga yang tidak menarik lagi.
Menanggapi harga di tingkat petani yang tinggi, Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo menilai perlu adanya revisi Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Namun ia meminta pemerintah untuk mematangkan dulu revisi tersebut karena risikonya adalah konsumen.
"Ada usulan tapi kita sudah minta matangkan. Kalau dari kelompok tani minta naik tapi kan jaminannya di subsidi pemerintah tambah besar siapa tanggung jawab nanti inflasi di mana-mana?" ujar dia.