REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar apel pasukan untuk operasi Ketupat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Apel tersebut digelar di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (6/6).
Apel dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Menurut Tito, apel digelar di seluruh jajaran di kewilayahan dengan tujuan pengecekan persiapan operasi Ketupat yang akan digelar mulai 7 Juni hingga 24 Juni 2018.
"Pagi ini apel serentak seluruh Indonesia ditandai dengan sejumlah kegiatan pemeriksaan dan pengecekan kewilayahan masing-maisng dalam rangka dimulainya ops ini," ujar Tito dalam sambutannya.
Seperti yang dibahas dalam rapat koordinasi sejumlah kementerian pada Selasa (5/6), Tito kembali mengungkapkan empat fokus operasi ketupat. Empat operasi tersebut yakni pengamanan arus mudik dan balik, stabilisasi harga pangan, menekan gangguan keamanan ringan dan kewaspadaan terorisme. Tito pun meminta personelnya menjaga diri saat bertugas mengamankan kegiatan hari raya masyarakat.
"Saya minta dalam operasi ini jalankan dengan tulus dalam rangka bantu kemanusiaan, kedua saya minta jaga diri masing-masing dengan body system yang sudah ada," ucap Tito.
Marsekal Hadi Tjahjanto menuturkan, apel ini perlu dilakukan untuk menguji kesiapan personel dan sarana prasarana mengamankan kegiatan Hari Raya Idul Fitri. Pengamanan ini, kata Hadi juga bersamaan dengan kegiatan pilkada serentak dan tahapan pilpres.
"Situasi kompleks itu butuh perhatian lebih dari kerja keras untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, kita waspadai dan antisipasi demi suksesnya tugas mulia ini dengan adanya sinergi kolaborasi pihak terkait," ujar Hadi.
Hadi berharap, sinergisitas seluruh elemen terjadi di pusat hingga ke level bawah. Operasi Ketupat melibatkan sekitar 170 ribu personel Gabungan TNI dan Polri.