REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta William Sabandar mengungkapkan kemajuan pekerjaan konstruksi MRT secara keseluruhan sudah mencapai 94,19 persen. Pencapaian tersebut dengan rincian 91, 82 persen untuk konstruksi layang dan 96,59 persen untuk konstruksi bawah tanah.
Untuk memenuhi target operasi pada Maret 2019 mendatang, uji coba tahap pertama telah selesai dilakukan pada 4 Juni lalu. Hasil dari evaluasi, uji coba yang dilakukan berjalan dengan baik. "Kereta kita yang dua rangkaian itu sudah di depo dan kemarin tanggal 4 Juni sudah mulai diujicobakan di depo dan mulai djalankan untuk mengetes sistem persinyalan, sistem listrik dan sistem telekomunikasi," kata Williamdi Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat (8/6).
Rencananya, uji coba tahap dua akan dilakukan pada Juli ini. Sementara, pada Agustus nanti akan mulai dijalankan di jalur utama dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. "Juli kita sudah mulai tes di main line dan Agustus kita mulai jalankan kereta secara pelan-pelan di main line untuk diuji sistem persinyalannya. Desember kita ready untuk trial run dan saat ini kita masih on time untuk operasi komersial pada Maret 2019," tambahnya.
Tidak hanya mempersiapkan percepatan konstruksi dan melakukan uji coba, aspek operasi dan pemeliharaan juga disiapkan. Hingga saat ini, kesiapan aspek operasi dan pemeliharaan telah mencapai 52,54 persen. Meliputi kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesiapan institusi.
"SDM juga kira siapkan sekarang. Ada 400 tenaga yang kita siapkan untuk persiapan pengoperasian. Sudah direkrut sebagian besar seperti masinis, stasiun staff, kemudian petugas maintenance," kata William.
Willian menuturkan, SDM yang direkrut mendapatkan pelatihan di Jepang dan juga di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada Agustus 2018 nanti, para SDM tersebut kembali ke Indonesia dan mulai terlibat aktif dalam persiapan pengoperasian termasuk dalam melakukan uji coba.
Setelah uji coba pertama yang dilakukan, kini pihaknya juga mulai menyiapkan kedatangan rangkaian kereta MRT selanjutnya. "Setelah kereta selanjutnya datang, kemudian kita mulai menyiapkan dan mengetesnya di line utama," katanya.
Untuk harga tiket sendiri belum final dan masih dibahas lebih lanjut di internal PT MRT Jakarta. Namun, dari studi yang dilakukan oleh konsultan MRT Jakarta, sudah didapat harga tiket sebesar Rp 8.500 per penumpang dengan perkiraan 130 ribu penumpang yang naik MRT per harinya.
"Harga tiket sedang kita godok di internal. Belum keluar dari pemerintah. Hasil studi konsultan kita sudah ada ridership dengan harga Rp 8.500 rata-rata untuk jarak itu kita dapat kira-kira 130 ribu penumpang," katanya.