Jumat 08 Jun 2018 20:45 WIB

Pusat Perbelanjaan di Bandung Mulai Diserbu Konsumen

Arus lalu lintas di sekitar pusat perbelanjaan mengalami kemacetan parah.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Para pengunjung memilih pakaian di salah satu pusat perbelanjaan, di kawasan Alun-alun Kota Bandung, Rabu (21/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Para pengunjung memilih pakaian di salah satu pusat perbelanjaan, di kawasan Alun-alun Kota Bandung, Rabu (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Enam hari menjelang lebaran, sebagian besar pusat perbelanjaan di Kota Bandung mulai diserbu konsumen. Akibatnya arus lalu lintas di sekitaran pusat perbelanjaan tersebut mengalami kemacetan parah.

Kendaraan baik sepeda motor maupun mobil merayap untuk bisa melintasi jalan di sekitar pusat perbelanjaan. Bahkan terpantau, karena sebagian pengendara tak tertib lalu lintas kesemrawutan pun terjadi di sekitaran pusat perbelanjaan.

Dari pantauan Republika.co.id di lapangan, beberapa titik kemacetan terjadi di Jl A Yani (Pasar Kosambi) Kota Bandung. Di lokasi ini arus lalu lintas dari timur ke barat dan sebaliknya terlihat padat dan nyaris tak bergerak.

Kemacetan tersebut terlihat mulai pukul 10.00 WIB hingga menjelang Maghrib. Para pengendara motor dan mobil tersebut hendak menuju toko-toko yang ada di sekitarab Pasar Kosambi.

"Macet parah terjadi pada sore mulai pukul 15.00 WIB hingga menjelang buka puasa," kata Yaya Tahyar (45 tahun) seorang juru parkir di kawasan tersebut.

Kondisi lebih parah terjadi di sekitaran Alun-Alun Bandung, mulai Jl Asia Afrika, Jl Otista, Jl Dewi Sartika, Jl Keparihan, dan Jl Dalem Kaum.

Di jalan-jalan yang mengelilingi Alun-Alun Bandung tersebut menjadi tujuan masyarakat berbelanja kebutuhan lebaran, khususnya pakaian. Kemacetan di lokasi tersebut terjadi mulai pagi hingga menjelang magrib.

Pusat perbelanjaan lainnya yang menjadi tujuan konsumen adalah Jl Merdeka, Jl Pasirkaliki, dan sejumlah lokasi lainnya. "Hari ini saya gunakan untuk berbelanja karena besok mau mudik," kata Tono Haryanto (40) karyawan swasta asal Yogyakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement