Sabtu 09 Jun 2018 05:52 WIB

IPC Catatkan Pertumbuhan Laba 11,79 Persen di Kuartal Satu

Angka itu meningkat 11,79 persen

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC akan menjalin kerja sama dengan Pelindo I dalam mengelola Pelabuhan Batu Ampar di Batam.
Foto: Istimewa
PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC akan menjalin kerja sama dengan Pelindo I dalam mengelola Pelabuhan Batu Ampar di Batam.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT. Pelabuhan Indonesia II atau IPC membukukan laba usaha Rp 1,45 triliun pada kuartal pertama 2018. Angka itu meningkat 11,79 persen dibandingkan pencapaian laba usaha pada periode yang sama di tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 1,29 triliun.

Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya mengatakan, dengan pencapaian tersebut, ia optimitis Perseroan mampu meraih target pertumbuhan laba yang telah ditetapkan untuk tahun 2018. Tahun ini, IPC menargetkan kenaikan laba usaha sebesar 9,5%, dari Rp 2,21 triliun tahun 2017 menjadi Rp 2,42 triliun," ujarnya, pada wartawan di Jakarta, Jumat (8/6).

Adapun realisasi pendapatan usaha IPC pada kuartal pertama 2018 telah mencapai Rp 3,59 triliun, dari target Rp 12,36 triliun hingga akhir tahun ini.

Untuk mencapai target pertumbuhan laba, IPC sudah menyusun sejumlah strategi, antara lain dengan melakukan optimalisasi aset dan meningkatkan efisiensi operasional pelabuhan.

Tahun ini, IPC menargetkan untuk melepas saham anak perusahaan maksimal sebesar 30 persen, yakni saham PT. IKT di Bursa Efek Indonesia pada Juli mendatang. Sebagian dana dari hasil IPO akan digunakan sebagai anggaran working capital dan sisanya akan dialokasikan untuk capital expenditure alias belanja modal.

Untuk tahun 2018, IPC menganggarkan belanja modal sebesar Rp 11,6 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek strategis nasional, termasuk pembangunan Terminal Kijing di Kalimantan Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement