Jumat 15 Jun 2018 10:21 WIB

Ramadhan Telah Usai, Ini Pesan TGB

Ia meminta masyarakat menyerap energi positif Ramadhan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi bersama Imam Besar Mesir Syaikh Mahmud Abdul Basith bersilaturrahmi dengan masyarakat NTB dalam open house di Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB, usai shalat Id pada Jumat (15/6).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi bersama Imam Besar Mesir Syaikh Mahmud Abdul Basith bersilaturrahmi dengan masyarakat NTB dalam open house di Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB, usai shalat Id pada Jumat (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menyampaikan selamat hari raya Idul Fitri. TGB mengajak masyarakat tidak meninggalkan kesan Ramadhan begitu saja, dan menjaga segala kebiasaan baik yang dijalani saat Ramadhan untuk diteruskan pada bulan-bulan setelahnya.

"Apa setelah Ramadhan? pertanyaan ini kadang muncul dan memang harus kita munculkan dalam diri kita masing-masing. Jangan biarkan Ramadhan berlalu begitu saja," kata TGB di Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB, Jumat (15/6).

Ia mengajak masyarakat menyerap energi positif Ramadhan dalam menjadikan diri menjadi pribadi yang lebih baik ke depan. TGB mengutip perkataan ulama yang menyebutkan,

"Orang yang tak bisa berubah karena Ramadhan dengan semua kemuliaan yang ada di dalam Ramadhan, dari shalat, puasa, zakat, maka apalagi yang bisa merubahnya."
TGB menilai, ungkapan ini beralasan karena Ramadhan dengan segala keberkahannya memberikan kesempatan emas bagi setiap orang beriman untuk mendapatkan bekal hidup yang sangat berharga.

Dia menyampaikan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan setelah Ramadhan agar Ramadhan yang telah dilewati menajdi sesuatu yang berfungsi kuat dalam diri, dengan semangatnya yang terus memandu manusia dan nilai-nilainya terus ada dalam keseharian kita.

"Pertama, mari kita ubah mindset kita tentang Ramadhan. Kita sering memaknakan Ramadhan sebagai ujung dari satu tahun perjalanan kita. Dosa dalam 11 bulan terhapus dalam ibadah bulan Ramadhan. Sektaan-akan setelah Ramadhan kita bisa memulai buat dosa baru," kata TGB.

TGB mengajak umat membalikkan mindset tersebut, dengan menjadikan Ramadhan bukan sebagai akhir tapi menjadi awal bagi kehidupan yang baru.

Kedua, TGB memandang Ramadhan bukan sekadar satu masa tertentu. Namun Ramadhan adalah semangat nilai-nilai bahkan visi manusia yang di dalamnya terdapat kemaafan, keikhlasan, pengorbanan keistiqomaah, kemuliaan, dan saling semangati dalam kebaikan.

"Sungguh Ramadhan bukanlah kata benda tapi ia adalah kata kerja dan kata sifat. Kata kerja karena keutamaan Ramadhan hanya dapat diraih oleh mereka yang mengisinya dengan amal shaleh. Mari terus me-Ramadhan-kan diri kita, bawa semangat Ramadhan dalam keseharian kita tanpa putus dan tanpa henti," lanjutnya.

Poin ketiga, TGB mengajak umat menjadikan Ramadhan sebagai batu uji. "Rasul bersabda, pahala sebuah kebaikan adalah kebaikan setelahnya. Artinya kalau Ramadhan kita bagus maka syawal kita pasti bagus, sebaliknya kalau Ramadhan kita buruk, buruk pula syawal kita. Itulah sebabnya ulama mendefinisikan keberkahan sebagai keberlanjutan dalam kebaikan," ucap TGB.

Dia menambahkan, seluruh energi positif yang diserap dari Ramadhan harus digunakan dalam membangun diri, membangun dunia menajdi pribadi dan dunia yang lebih baik.

"Dunia yang dipenuhi kasih sayang, persaudaraan, dan persahabatan," katanya menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement