Jumat 15 Jun 2018 12:30 WIB

Pemilik Usaha Cucian Mobil Panen Rezeki

Saat Lebaran pemilik mobil ingin menggunakan mobil yang bersih.

Bisnis cuci mobil.
Foto: Republika/Darmawan
Bisnis cuci mobil.

REPUBLIKA.CO.ID, RENGAT -- Pemilik usaha cucian dan salon mobil di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau panen rezeki dengan memanfaatkan peluang jelang dan saat Lebaran Idul Fitri 1439 H. Mereka meraih untung berlipat.

"Alhamdulilah, rezeki naik jelang Lebaran," kata salah satu pemilik usaha cucian mobil Yanto di Indragiri Hulu, Jumat (15/6).

Ia mengatakan, dua hari jelang Idul Fitri 1439 H, antrean puluhan  kendaraan yang ingin dicuci, ini juga diyakini hingga Lebaran Jumat, karena pemilik mobil ingin terlihat bersih dan baru. Yanto menyebutkan, dua hari jelang lebaran dirinya bisa meraih keuntungan mencapai jutaan rupiah, dibandingkan hari biasa hanya berkisar lima ratusan ribu. Ini menunjukan tingginya minat masyarakat untuk menjaga kondisi mobil tetap sehat dan bersih.

"Kendaraan biasa digunakan untuk mengunjungi sanak saudara dan rekreasi keluarga," ujarnya.

Andi, pemilik cucian dan salon mobil di Rengat menjelaskan sudah menjadi rezeki pemilik usaha cucian mobil mendapatkan untung besar. "Saya syukuri hal ini, bisalah untuk kebutuhan Lebaran," ujarnya.

Menurutnya, seluruh cucian mobil dipadati mobil dengan berbagai merk, antrean panjang untuk mendapatkan pelayanan. Namun, situasi itu tidak pernah dimanfaatkan untuk menaikkan harga. Biaya yang dikeluarkan pemilik mobil untuk sekali cucian hanya dengan Rp 35 ribu.

Pemilik kendaraan Avanza, Icon (34 tahun) mengatakan, saat Lebaran, mobil harus sehat, bersih karena bakal dipakai bersilaturahim sesama keluarga, sahabat, terutama yang letaknya jauh dan antarkecamatan. "Mobil bersih ada kenyamanan tersendiri," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement