Sabtu 16 Jun 2018 12:00 WIB

Ghani Apresiasi Gencatan Senjata dengan Taliban

Taliban akan tetap bertempur dengan pasukan asing.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan anggota Taliban memegang senjata mereka saat gabung dalam acara bersama pemerintah Afghanistan di Herat, Kabul, Afghanistan.
Foto: AP/Hoshang Hashimi
Mantan anggota Taliban memegang senjata mereka saat gabung dalam acara bersama pemerintah Afghanistan di Herat, Kabul, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mengapresiasi Taliban yang bersedia meletakkan senjata dalam rangka menyambut Idul Fitri. Gencatan senjata tersebut sedianya akan berlangsung tiga hari dan dimulai sejak Kamis (14/6) malam.

Time yang mengutip AP melaporkan Ghani berusaha menggunakan kesempatan ini untuk memperpanjang waktu gencatan senjata. Ia memanggil Taliban untuk duduk di meja perundingan sebelum kelompok ini memutuskan kembali ke medan perang.l

Kendati bersedia meletakkan senjata, pemimpin Taliban Haibaitullah Akhunzada kembali menegaskan permintaannya untuk berbicara dengan AS sebelum bertemu dengan pemerintah Afghanistan. Menurut laporan AFP, gencatan senjata ini adalah yang pertama kalinya diumumkan Taliban sejak AS menginvasi Afganistan pada 2001.

Hari Raya Idul Fitri di Afghanistan berlangsung pada 15 hingga 17 Juni. Dalam rentang waktu tersebut, Taliban sepakat melakulan gencatan senjata seperti yang ditawarkan Presiden Ashraf Gani pekan lalu dengan syarat mengesampingkan pasukan asing.

Taliban menyatakan gencatan senjata itu diberlakukan khusus untuk pasukan militer Afganistan. Gencatan senjata tidak berlaku bagi pasukan asing yang berada di Timur Tengah. "Kami akan tetap melawan pasukan asing karena anggota Taliban tak dapat berpartisipasi dalam perayaan Idul Fitri selama masih ada musuh yang dapat menargetkan kami," demikian pernyataan yang dikeluarkan Taliban. 

Pada Februari lalu, Ghani menawarkan pengakuan terhadap Taliban sebagai kelompok politik yang sah dalam proses politik yang diusulkan. Menurutnya, tawaran itu dapat mendorong pembicaraan untuk mengakhiri perang yang berkepanjangan selama ini.

Ghani mengusulkan gencatan senjata dan pembebasan tahanan di antara berbagai opsi. Berbagai opsi itu termasuk pemilihan umum yang melibatkan militan, dan penyusunan konstitusional dalam perjanjian dengan Taliban untuk mengakhiri konflik. Konflik tersebut tahun lalu saja telah membunuh atau melukai lebih dari 10 ribu warga sipil Afghanistan.

Presiden AS Donald Trump pada bulan Agustus meluncurkan pendekatan militer yang lebih 'menyukai perang' ke Afghanistan. Kampanye itu termasuk gelombang serangan udara, yang bertujuan memaksa Taliban ke meja perundingan di bawah misi Dukungan T Resolute yang dipimpin NATO.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement