Senin 18 Jun 2018 05:58 WIB

Elpiji Langka, Pertamina Lakukan Operasi Pasar

Operasi pasar elpiji digelar di tiga titik di Kabupaten Garut

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas melayani warga yang membeli elpiji tiga kilogram bersubsidi dalam operasi pasar (OP) yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (5/6).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Petugas melayani warga yang membeli elpiji tiga kilogram bersubsidi dalam operasi pasar (OP) yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga elpiji 3kg di wilayah Garut, Pertamina menggelar Operasi Pasar pada Ahad (17/6) di sejumlah lokasi. Namun berdasarkan pemantauan, jumlah tabung yang tersisa masih cukup banyak.

Menurut Unit Manager Communication & Relations Pertamina MOR III Dian Hapsari Firasati menjelaskan, operasi pasar digelar untuk mengantisipasi adanya kenaikan konsumsi elpiji 3kg di wilayah tersebut.

"Dengan pasokan yang sangat cukup ini maka masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan elpiji 3kg. Tapi jika kita lihat operasi pasar yang digelar terlihat tidak terlalu banyak konsumen yang membeli sehingga sisa tabung masih banyak," tambahnya.

Ahad kemarin telah digelar operasi pasar di tiga titik salah satunya ada di Desa Godog Kec Karangpawitan Kab Garut. Dua lokasi lainnya ada di Jl Jenderal Sudirman Garut Kota dan Jl. Pasopati, Limbangan Tengah (Dekat Terminal Limbangan).

Pertamina menyiapkan sejumlah 2.240 tabung LPG 3 Kg yang siap digelontorkan dengan harga resmi HET di wilayah tersebut yaitu Rp 16 ribu per tabung. Dimana saat dilakukan operasi pasar jumlah tabung yang terjual sebanyak 1.315 tabung dan tersisa 925 tabung.

"Masyarakat bisa mendapatkan elpiji 3 Kg juga di pangkalan resmi dan SPBU di wilayah Garut " katanya.

Namun Dian kembali mengimbau bahwa elpiji 3 kg adalah hak untuk masyarakat tidak mampu. Sedangkan warga mampu diimbau untuk memggunakan non subsidi.

Sementara itu, sehari setelah Perayaan Idul Fitri 1439 H, penyaluran BBM jenis gasoline kembali mengalami peningkatan sebesar 14 persen dari rata-rata normal harian sekitar 90 juta liter menjadi sekitar 103 juta liter. Peningkatan ini tidak jauh beda dengan prediksi Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2018 pada angka 103,5 juta liter.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, seperti halnya yang terjadi pada arus mudik, peningkatan signifikan terjadi pada BBM jenis Pertamax yang meningkat 17 persen, disusul Pertalite sebesar 10 persen. Jika pada hari H mengalami penurunan, sehari setelah lebaran permintaan terhadap BBM kembali meningkat, yang disebabkan oleh kunjungan para pemudik ke daerah-daerah wisata.

"Satgas RAFI 2018 terus bersiaga mengamankan pasokan BBM maupun LPG, agar arus balik kembali lancar seperti pada arus mudik," ujar Adiatma.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement