REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka kesempatan bagi pendatang baru untuk bergabung dalam program OK OCE. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi pendatang yang tidak mmeiliki keahlian, namun tetap nekat datang ke Jakarta.
"Sangat diperbolehkan untuk mendaftar di OK OCE, tentunya sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan pendekatan yang kita lakukan di tiap-tiap gerakan OK OCE yang sudah ada sekarang di level Kecamatan, " kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno di Balaikota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (19/8).
Sandiaga mengungkapkan, keinginan masyarakat untuk datang ke Jakarta tidak bisa dibatasi. Satu hal yang dapat dilakukan yaitunya dengan memberikan pelatihan keterampilan, salah satunya mengikuti program OK OCE.
Sebab, Kota Jakarta merupakan kota yang ramah bagi seseorang yang memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. "Dengan program OK OCE, dengan program-program yang sudah berjalan ini, kita ingin pastikan masyarakat yang datang ke Jakarta ini juga bisa meningkat harkat hidupnya. Jangan menjadi beban masyarakat di sini," kata Sandiaga.
Dengan memberi kesempatan kepada pendatang baru yang tidak memiliki keterampilan untuk bergabung dalam program OK OCE, nantinya mereka akan diberikan pelatihan. "Kita punya Dinas Sosial, maupun dinas-dinas lainnya bisa mengarahkan bagi masyarakat yang tidak bisa bertahan di Jakarta itu untuk diberikan pelatihan dan diberikan penanganan yang tentunya kita harapkan bisa menyelesaikan permasalahan sosial mereka," ujarnya.
Walaupun program OK OCE hanya diperuntukkan untuk warga yang ber-KTP DKI saja, pendatang bisa berkoordinasi terlebih dahulu dengan RT ataupun RW setempat. Sehingga, nantinya dapat didaftarkan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Selain itu, ia juga mengingatkan bagi pendatang baru agar mengerti dengan kebutuhan masyarakat yang ada di Jakarta. Bahkan, menurutnya tidak semua pekerjaan harus didapatkan di Jakarta, namun bisa menjadi pihak yang berkontribusi untuk kebutuhan masyarakat di Jakarta.
"Misalnya pangan. Tadi kita bicara bagaimana Blitar, brebes dan Magelang bisa menjadi penyuplai bahan-bahan pangan di DKI. Nggak semuanya mesti ke Jakarta," katanya.
Dengan begitu, akan tercipta peluang lapangan pekerjaan dan tentunya dapat meningkatkan taraf hidup. Selain itu, dapat membangun kegiatan ekonomi mayarakat baik di Jakarta maupun di daerah. Sehingga, tidak menciptakan kemiskinan baru di Jakarta.
"Karena kita lagi mau mengikis kemiskinan yang 3,78 persen menjadi 2,78 persen dalam lima tahun ke depan. Nah dengan fokus kita untuk menurunkan kemiskinan, kita tidak akan membiarkan masyarakat yang dari luar Jakarta datang ke sini, justru untuk menambah beban itu," ujarnya.