REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan penanganan kecelakaan tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatra Utara, Senin (18/6), akan dilakukan selama tujuh hari. Menurut dia, pemerintah berkomitmen mencari korban-korban yang hingga kini belum ditemukan.
"Penanganan ini akan kami lakukan selama tujuh hari. Jika dianggap diperlukan, akan ditambah lagi tiga hari," kata Budi dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Rabu (20/6).
Budi mengatakan, pemerintah berkomitmen melakukan reformasi pada peraturan yang berlaku dan melakukan investigasi terhadap pihak-pihak terkait apabila ada suatu pelanggaran peraturan yang dilakukan. Hingga saat ini, pemerintah beserta pemangku kepentingan terkait, seperti Basarnas, KNKT, kepolisian, TNI, dan pemerintah provinsi dan kabupaten, sudah melakukan pembagian tugas dengan membentuk beberapa tim untuk menangani kecelakaan ini.
Tim-tim tersebut terbagi menjadi tim pendaftaran orang hilang yang terindikasi sebagai penumpang, tim pencarian dan pertolongan, tim pencari fakta penyebab kecelakan, tim penanganan korban yang meninggal dunia maupun selamat, tim pemulangan korban, dan tim media center.
"Kami ada beberapa tim, di antaranya ada tim pencarian itu di bawah Basarnas, tim penelusuran itu di bawah KNKT. Ketua KNKT masih di sana, besok saya akan temui dan kita akan diskusi lebih detail," kata Budi.
Hingga Rabu (20/6) siang, total korban kecelakaan kapal yang sudah ditemukan sebanyak 22 orang. Korban yang selamat ada 21 orang, sedangkan empat korban meninggal dunia. Ketiga korban meninggal dunia saat ini tengah dilakukan identifikasi oleh Polda Sumatra Utara.
Ketua Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Muhammad Syaugi menyatakan ada tambahan korban satu orang yang ditemukan pukul 14.20 WIB. "Tambahan korban yang ditemukan jam 14.20 tadi satu orang wanita, meninggal dunia. Jaraknya kurang lebih 3-5 kilometer. Jadi, empat korban meninggal itu ditemukan antara 3-4 kilometer dari titik koordinat pertama ditemukan korban," kata Syaugi.
Menyusul kejadian kecelakaan yang terjadi, saat ini kapal-kapal yang berlayar di Danau Toba belum diperbolehkan berlayar sampai dengan aspek keselamatan terpenuhi, kecuali Kapal Roro Sumut 1 dan Sumut 2 yang digunakan untuk pertolongan.
Kemenhub juga akan memberikan 5.000 pelampung (life jacket) kepada operator kapal motor. Selain itu, Kemenhub melakukan audit keselamatan terhadap semua kapal yang beroperasi di Danau Toba. Selain itu, akan dilakukan renovasi kualitas dermaga dan infrastruktur pada lima dermaga di Danau Toba.