Selasa 26 Jun 2018 14:00 WIB

Meski Belum Dapat C6, Warga Sumut Tetap Bisa Memilih

Warga yang tidak memiliki C6 tetap dapat memberikan suaranya.

Rep: Issha Haruma/ Red: Esthi Maharani
Warga yang merasa kebingungan karena belum memiliki formulir C6 / Ilustrasi
Foto: Republika/Aziza Fanny Larasati
Warga yang merasa kebingungan karena belum memiliki formulir C6 / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- H-1 atau sehari sebelum Pilkada, Bawaslu Sumatra Utara masih menerima banyak laporan dari masyarakat yang belum menerima undangan mencoblos atau formulir C6. Meski begitu, Bawaslu mengingatkan, warga yang tidak memiliki C6 tetap dapat memberikan suaranya.

"Kami masih mendapat laporan dari masyarakat yang belum menerima formulir C6. Kami juga sampai saat ini terus memantau dan memastikan agar masyarakat mendapat haknya untuk memilih," kata Ketua Bawaslu Sumut, Syafrida R Rasahan, Selasa (26/6).

Syafrida mengatakan, Bawaslu Sumut telah mengimbau KPU untuk menginformasikan kepada masyarakat yang belum mendapat C6 bahwa mereka tetap bisa memilih. Mereka cukup membawa KTP elektronik atau surat keterangan kependudukan yang sah dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

"KPU harus memberi tahu masyarakat bahwa semua berhak memilih dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan bagi masyarakat yang tak mendapat C6," ujar dia.

Syafrida menambahkan, selain formulir C6, Bawaslu Sumut juga terus memastikan pendistribusian logistik ke tempat pemungutan suara (TPS). Dia pun berharap Pilkada serentak yang akan digelar 27 Juni besok dapat berjalan lancar.

"Kita berharap semua berjalan lancar pada saat pencoblosan besok," kata Syafrida.

Sementara itu, beredar foto Kapolda Sumatra Utara (Sumut) Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw bersama salah satu kader PDI Perjuangan. Paulus mengklaim foto itu tidak ada hubungannya dengan Pilgub Sumut.

Dalam foto yang beredar luas di media sosial itu, Paulus berfoto bersama seorang perempuan yang diketahui sebagai anak Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Japorman Saragih. Perempuan itu juga dikenal sebagai ketua relawan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.

Dalam foto itu, sang perempuan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya untuk membentuk angka dua. Sementara Paulus mengangkat jempol dan telunjuknya yang diklaim untuk membentuk angka tujuh.

"Saya membentuk jari angka tujuh, bukan angka dua di foto itu. Angka tujuh adalah 'Laju' singkatan dari 87. Artinya, saya alumni angkatan 87 di AKABRI dan lambang itu memang kami gunakan oleh sesama angkatan. Jadi itu bukan angka dua melainkan simbol tujuh," kata Paulus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement