REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengatakan Israel tidak akan membolehkan pengungsi Suriah memasuki wilayahnya, Jumat (29/6). Namun, ia menambahkan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi mereka.
Lebih dari 120 ribu orang di Suriah barat daya terpaksa mengungsi sejak pemerintah Suriah meluncurkan serangan merebut kembali sebuah daerah perbatasan antara Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dari gerilyawan. Militer Israel mengatakan semakin banyak warga sipil Suriah terlihat berada di tempat-tempat penampungan pengungsi di Golan bagian Suriah dalam beberapa hari terakhir ini.
Militer Israel mengatakan telah mengirim bantuan ke empat lokasi bagi warga Suriah yang mengamankan diri dari kekerasan. Pernyataan Lieberman di Twitter telah menekankan sikap Israel dan diikuti Menteri Energi Yuval Steinitz, yang pada Jumat mengatakan para pengungsi tidak diperbolehkan masuk.
"Kami memperhatikan secara seksama peristiwa di Suriah selatan. Kita akan menjaga kepentingan keamanan Israel. Seperti biasanya, kita akan siap memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil, perempuan dan anak-anak tapi kita tidak akan menerima pengungsi Suriah ke wilayah kita," tulis Lieberman.
Israel telah menolak menerima pengungsi dari Suriah dan menuding Iran menempatkan markas militer dan personel di Suriah untuk memanfaatkan negara yang tercabik perang itu sebagai tempat meluncurkan serangan ke Israel. Namun, Israel telah menerima beberapa ribu warga Suriah sejak 2011, yang datang untuk menjalani perawatan medis. Warga-warga Suriah yang cedera dirawat di rumah-rumat sakit lapangan, yang didirikan di sepanjang perbatasan dengan Suriah di Golan, serta di rumah-rumah sakit Israel.