REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Pesantren diharapkan tak hanya melahirkan para ulama tetapi juga berperan dalam menggerakkan ekonomi umat. Gerakan ini dilakukan dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan menghilangkan kelaparan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin dalam acara haladah MP3I di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Ahad (1/7). Menurutnya, perlu ada penguatan pesantren dalam tiga hal.
Pertama, tugas utama pesantren yang harus dikembangkan adalah dalam melahirkan para ulama. Menurutnya, ulama harus terus diproduksi demi terjaga tegaknya agama Islam.
Kedua, pesantren harus terus mengembangkan perannya dalam rangka mengawal dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apalagi sejak dulu pesantren sudah terbukti mampu mengawal tegaknya negara ini.
"Ketika Indonesia baru merdeka, kemudian penjajah datang ke sini padahal tentara dan polisi belum terkonsolidasi, ketika itu yang tampil adalah ulama. Yakni, KH Hasyim Asyari yang mengeluarkan fatwa jihad yang menginspirasi lahirnya Gerakan 10 Nopember dan negara terselamatkan," ujar Maruf Amin.
Mengingat tidak ada lagi perang, dalam upaya menjaga NKRI, pesantren menurutnya harus menjaga negara ini dari upaya-upaya orang yang ingin merusak tatanan yang sudah disepakati. Di mana, negara ini sudah dibangun dengan kesepakatan yang tertuang dalam Pancasila dan Piagam Jakarta yang menjadi teks pembuka UUD 1945.
Ketiga, peran yang harus terus dikembangkan pesantren adalah sebagai penggerak ekonomi nasional, khususnya ekonomi umat. Gerakan ekonomi itu dalam rangka menghilangkan kemiskinan, dan menghilangkan kelaparan, bukan saja umat Muslim tapi juga non-Muslim.
"Pemberdayaan ekonomi umat harus terus dikembangkan karena umat kita ini semua lemah dan dilemahkan," ujar Maruf Amin.