Ahad 01 Jul 2018 17:13 WIB

Makna Memberi Maaf

Hakikat Idul Fitri adalah bagaimana kembali kepada fitrah manusia.

Rep: Novita Intan/ Red: Ani Nursalikah
Saling memaafkan  (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Saling memaafkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberi maaf merupakan terapi atau cara Allah SWT memberi dan menyucikan jiwa dan hati. Dengan memberi maaf kepada sesama, maka tidak ada lagi ganjalan beban pada pikiran dan hati seseorang.

Pesan ini disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat Halal Bihalal Idul Fitri 1439 Hijriyah keluarga besar Kementerian Agama di Auditorium HM Rasyidi, Kementerian Agama, Jakarta. “Mudah-mudahan di bulan Syawal ini setelah menempa diri satu bulan penuh di Ramadhan, mengendalikan diri, kita tergolong orang yang kembali kepada fitrah, tidak hanya fitrah basyariah juga fitrah insaniah kita,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (1/7).

“Idul Fitri hakikatnya agar bagaimana kembali ke fitrah kita, mengembalikan fitrah basyariah juga menumbuh kembangkan fitrah insaniyah kita,” ujar Lukman.

Menurutnya, hakikat Idul Fitri adalah bagaimana kembali kepada fitrah manusia yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, juga mampu menumbuhkembangkan fitrah insaniah. Dia mengatakan ada unsur bahamiyah (binatang) dalam diri  manusia, misal unsur rasa tidak tahu malu, agresif dan buas.

“Yang ini perlu kita kendalikan, dan sisi lain kita terus menumbuhkembangkan fitrah insaniyah kita. Kita mahluk beragama, setiap manusia sejatinya fitrahnya beragama, apapun agamanya,” ucapnya.

Lukman juga mengajak masyarakat senantiasa menebarkan kedamaian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement