Senin 02 Jul 2018 09:23 WIB

Protes Minimnya Pasokan Air Meletus di Iran

Protes berubah menjadi bentrokan pada akhir pekan lalu

Mahasiswa Iran terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian saat menggelar demonstrasi antipemerintah di Universitas Teheran di Teheran, Iran, pada 30 Desember 2017.
Foto: EPA-EFE/STR
Mahasiswa Iran terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian saat menggelar demonstrasi antipemerintah di Universitas Teheran di Teheran, Iran, pada 30 Desember 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Selama beberapa hari belakangan ini, warga di beberapa kota besar di Provinsi Khuseztan di bagian barat-daya Iran keluar dan menggelar protes. Mereka memprotesnyakekurangan pasokan air bersih dan air mengalir yang tercemar.

Banyak orang di Kota Khorrasmshahr, yang berada di sebelah barat-daya Provinsi Khuzestan, yang kaya akan minyak, berkumpul di jalan-jalan pada Jumat dan Sabtu untuk memprotes kekurangan air minum dan meningkatnya kadar garam pada air yang mengalir di kota tersebut. Pemrotes yang marah mengangkat botol air kosong dan menyalahkan pemerintah atas kesalahan penanganan pasokan air.

Dikutip dari Xinhua, Mereka meminta para pejabat menghentikan pengiriman air dari provinsi itu ke wilayah lain dan dugaan penjualan air bersih ke negara yang bertetangga. Mereka menurut Gubernur Kota tersebut Vali-olah Hayati, tidak mampu dan mendesak dia meletakkan jabatan.

Pemerintah melaporkan aksi tersebut berubah menjadi bentrokan ketika pemrotes melakukan perusakan kepada bank dan gedung publik pada Sabtu malam (30/6). Pemrotes melempar batu serta puing ke arah polisi, yang membalas dengan gas air mata.

Khorramshahr dan Abadan, dua kota besar utama di provinsi yang kaya akan energi itu, telah menghadapi kekurangan parah air bersih sejak awal musim panas pada Juni.

Pada Ahad, menteri dalam negeri Iran membantah laporan bahwa beberapa orang tewas selama protes Sabtu mengenai kekurangan air di Kota Khorramshahr di bagian barat-daya negeri tersebut, kata harian IRAN.

"Tak ada satupun kasus kematian. Ada satu kasus cedera semalam, dan ia (pemrotes) dibawa ke rumah sakit," kata Abdolreza Rahmani Fazli dalam satu taklimat pada Ahad (1/7).

Ia menyerukan ketenangan dan mengatakan keamanan adalah keprihatinan inti Kementerian Dalam Negeri dan akan melakukan segala upaya untuk memeliharanya. Selain itu, media lokal pada Ahad melaporkan sedikitnya 230 orang keracunan setelah minum air yang tercemar di Kabupaten Ramhormoz di Provinsi Khuzestan.Kepala Pusat Penanganan Peristiwa Medis Darurat di Khuseztan Shahyar Mirkheshti sebelumnya mengatakan 65 orang telah dirawat di rumah sakit karena keracunan di Kabupaten Ramhormoz.

Iran sedang berjuang menghadapi kelangkaan air yang belum lama ini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.Para pejabat Iran telah mengakui sistem irigasi dan pertanian yang sudah kuno dan kebijakan penanganan air yang buruk dalam tiga dasawarsa belakangan telah meningkatkan kekurangan air di seluruh negeri itu. Curah hujan di bawah rata-rata telah menambah parah keadaan.

Menteri Energi Iran Reza Ardakanian telah membantah Iran telah menjual air bersih ke negara tetangga. Sementara itu, Aradakanian mengatakan kekurangan air di beberapa kota besar di Khuzestan akan diselesaikan paling lambat pertengahan Juli. Menteri itu memastikan Iran akan bisa mencegah becana akibat fenomena tersebut dengan mengubah kebijakannya yang keliru tepat pada waktunya dan mensahkan apa yang ia namakan "prilaku benar" dalam konsumsi air.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement