Senin 02 Jul 2018 20:42 WIB

Tragedi KM Sinar Bangun, Menko Maritim Akui Pemerintah Lalai

Ada regulasi yang dilanggar dalam pengelolaan kapal di danau Toba

Rep: Issha Haruma/ Red: Esthi Maharani
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) didampingi mantan Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung (kanan) dan Bupati Simalungun JR Saragih (tengah) menabur bunga untuk korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatra Utara, Senin (2/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) didampingi mantan Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung (kanan) dan Bupati Simalungun JR Saragih (tengah) menabur bunga untuk korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatra Utara, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Menko Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan mengakui adanya faktor kelalaian pemerintah dalam tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di danau Toba. Ada regulasi yang dilanggar dalam pengelolaan kapal di danau terbesar se-Asia Tenggara itu.

Hal itu disampaikan Luhut saat mengunjungi pelabuhan Tigaras, kabupaten Simalungun, Sumut, Senin (2/7). Kedatangannya ini untuk menyaksikan proses evakuasi terhadap bangkai KM Sinar Bangun yang karam, Senin (18/6) lalu.

"Saya mengakui ada juga kekurangan kita di sana," kata Luhut.

Luhut mengatakan, ada cukup banyak pelabuhan di danau Toba. Ada sebanyak 59 pelabuhan yang terdata berada di kawasan itu. Sayangnya, pelabuhan-pelabuhan ini luput dari perhatian pemerintah dan masyarakat. Dia pun berharap, ke depan, puluhan pelabuhan tersebut ditata dengan baik.

"Memang kerja sama masyarakat untuk lebih disiplin bersama-sama juga kita perlukan," ujar dia.

Luhut mengatakan, saat ini pemerintah sedang getol membenahi transportasi di danau Toba. Ada empat kapal feri yang akan dibangun di sana.

"Kami juga harus mengakui bahwa ada keterlambatan kami dalam membangun feri. Ternyata kami kalah cepat," kata Luhut. "Jadi sekarang kita perbaiki yang ada. Sekarang harus ada manifest, ada KIR untuk kapal dan sekarang itu sudah berjalan."

Dalam kunjungan itu, Luhut juga melakukan aksi tabur bunga untuk mengenang para korban KM Sinar Bangun. Dia pun mendengarkan pemaparan dari tim SAR gabungan terkait operasi pencarian dan evakuasi yang dilakukan.

Untuk diketahui, proses pencarian serta evakuasi korban dan bangkai KM Sinar Bangun di danau Toba akan dihentikan pada hari ke-16, Selasa (3/7). Proses pencarian dan evakuasi korban akhirnya dihentikan setelah diperpanjang tiga kali. Sulitnya medan untuk melakukan evakuasi membuat proses tersebut dihentikan.

Pemerintah akan membuat monumen untuk mengenang para korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di danau Toba. Hingga kini, 164 korban masih dinyatakan hilang dalam insiden tersebut.

"Keluarga juga sudah ikhlas. Makanya, selain akan diadakannya tabur bunga, juga akan dibangun monumen," kata Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan, Senin (2/7).

Budiawan menjelaskan, tim SAR telah melakukan musyawarah dengan para keluarga korban. Hasilnya, kedua pihak sepakat untuk mengikhlaskan para korban. Keluarga korban beserta Basarnas dan pemerintah setempat pun akan melakukan tabur bunga di danau Toba. Prosesi itu akan dilakukan secara simbolis oleh Menko Bidang Kemaritiman, Luhut B Panjaitan.

"Kami kemarin sudah ada musyawarah sama keluarga korban. Sudah ada kesepakatan antara tim SAR gabungan dan keluarga korban, yang dimotori Bupati Simalungun JR Saragih, bahwa korban sejumlah 164 orang itu akan diikhlaskan," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement