Selasa 03 Jul 2018 13:53 WIB

Pemerintah Jamin Kebutuhan Pengungsi Gunung Agung

JK memastikan para pemangku kepentingan telah berkoordinasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
 Sejumlah warga mengasuh anaknya di pengungsian menyusul peningkatan aktifitas Gunung Agung di Desa Duda Timur, Karangasem, Bali, Selasa (3/7).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah warga mengasuh anaknya di pengungsian menyusul peningkatan aktifitas Gunung Agung di Desa Duda Timur, Karangasem, Bali, Selasa (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) memastikan pemerintah telah menyiapkan tempat penampungan untuk masyarakat yang mengungsi akibat erupsi Gunung Agung, Bali. Menurutnya, tempat penampungan tersebut sudah disiapkan sejak beberapa bulan lalu dan telah dilengkapi dengan kebutuhan logistik bagi masyarakat.

"Itu (tempat pengungsian) bukan hal yang baru kan, beberapa bulan lalu disiapkan tempat penampungan, makanan, air. Itu kalau timbul lagi maka akan kembali lagi seperti itu," ujar JK di Hotel Bidakara, Selasa (3/7).

JK mengatakan, Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB), Basarnas, dan pemerintah daerah telah berkoordinasi untuk menanggulangi erupsi Gunung Agung termasuk menyediakan tempat pengungsian yang memadai. "Mereka sudah tahu tugasnya," ujarnya.

Gunung Agung, Bali kembali erupsi pada Senin (2/7). Erupsi terjadi pada pukul 06.19 wita dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 5.142 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Masyarakat sekitar Gunung Agung berinisiatif melakukan evakuasi mandiri begitu terjadi erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali malam ini sekitar pukul 21.04 WITA. Erupsi malam ini mengeluarkan lontaran lava pijar yang menyebabkan kebakaran hutan di sekitarnya.

Desa Batusesa di Kecamatan Rendang, Karangasem menurut sejarah letusan di masa lalu merupakan salah satu lokasi aliran lava hujan. Material letusan Gunung Agung yang terbawa air hujan biasanya akan mengalir ke Sungai Yeh Sah yang berasal dari lereng selatan Gunung Agung di hulu Sungai Sebudi.

Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung juga mendirikan pos pengamatan di Banjar Batusesa, Desa Menanga. Laporan tim menyebutkan lalu lintas di Muncan mulai macet karena masyarakat yang membawa kendaraan roda dua dan roda empat mulai bergeser menuju lokasi pengungsian.

Ada 28 desa dari 78 desa yang masuk ke dalam zona kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung. Desa-desa tersebut berada dalam radius hingga sembilan kilometer (km) dan sektoral 12 km. Desa-desa ini berada di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Kubu, Abang, Karangasem, Bebandem, Selat, dan Rendang.

Desa-desa itu adalah Desa Rubaya, Kubu, Dukuh, Batu Ringgit, Sukadana, Ban, Tianyar, Pidpid, Nawakerti, Kesimpar, Datah, Ababi, Bungaya Kangin. Desa lainnya adalah desa di Kelurahan Padangkerta, Kelurahan Subagan, Kelurahan Karangasem dekat Tukad Janga, Desa Buana Giri, Budakeling, Bebandem, Jungutan, Duda Utara, Amerta Buana, Sebudi, Peringsari, Muncan, Besakih, Menanga, dan Pempatan.

Pasebaya Gunung Agung mengimbau masyarakat untuk siaga masker untuk melindungi diri terpapar debu vulkanis. Jika tak ada masker, masyarakat sementara bisa menggunakan kain basah sebagai masker pengganti. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement