REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Konsleting yang terjadi di panel listik menyebabkan terjadinya kebakaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah. Hanya dalam hitungan menit, api berkobar besar merambat lantai dua hingga empat sisi timur RS PKU Muhammadiyah. Seisi rumah sakit pun panik, banyak pasien yang berteriak meminta bantuan lantaran terjebak dalam ruangan.
Sementara alaram tanda peringatan bahaya yang dinyalakan petugas terus berbunyai. Saat bersamaan sejumlah petugas Rumah Sakit sibuk menelepon Pemadam Kebakaran dan Kepolisian setempat untuk meminta bantuan.
Petugas lainnya mencoba memadamkan api dengan alat pemadam api ringan yang terdapat ditiap sudut ruangan. Meski demikian api belum juga padam. Di luar halaman rumah sakit, petugas keamanan berusaha memadamkan api dengan menyalakan hydrant dan menyemprotkan air ke titik kobaran api. Namun angin kencang membuat api semakin merambat ke sisi barat gedung PKU Muhammadiyah.
Tak lama kemudian, tim pemadam kebakaran, kepolisian, BPBD Kota Solo, Tim SAR Kota Solo, serta Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo pun tiba di lokasi kebakaran. Tim Damkar dengan cekatan memadamkan api yang semakin berkobar besar. Sementara itu tim tanggap bencana RS PKU Muhammadiyah pun langsung responsif menangani bencana kebakaran tersebut.
Beberapa tim menerobos masuk ruangan dan mengevakuasi pasien terutama yang memerlukan penanganan cepat akibat mengalami luka-luka. Dari atas gedung rumah sakit, tim tanggap bencana RS PKU Muhammadiyah juga melakukan penyelamatan pada pasien yang terjebak di lantai empat.
Pasien dievakuasi dengan cara penyelamatan vertical rescue. Sementara itu di sekitar halaman rumah sakit, tim PMI sigap memberikan pertolongan pertama bagi korban kebakaran. Petugas pun berhasil mengevakuasi seluruh pasien keluar ruangan.
Pasien yang mengalami luka memperoleh penanganan cepat dan segera dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Kejadian tersebut merupakan rangkaian dari simulasi penanganan bencana kebakaran yang digelar RS PKU Muhammadiyah Surakarta dengan melibatkan stakeholder terkait.
Ketua pelaksana simulasi penanganan bencana kebakaran, dr Dien Kalbuadi, mengatakan simulasi penanganan bencana rutin setiap tahun dilakukan RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Meski demikian pada tahun ini, RS PKU Muhammadiyah menggelarnya berbeda lantaran tim tanggap bencana RS PKU Muhammadiyah juga menerjunkan tim penyelamat untuk vertical rescue.
"Kita punya 40 orang (tim tanggap bencana) dengan spesifikasi masing-masing dan yang menjadi beda pada simulasi kali ini adalah dengan adanya vertical rescue. Kami ingin menjadi rumah sakit yang siaga dalam menangani bencana," kata Dien, kepada Republika.co.id.
Ia mengatakan dengan cara simulasi tersebut diharapkan seluruh warga rumah sakit terutama perawat, dokter, keamanan, hingga tim tanggap bencana dapat dengan cepat mengambil tindakan saat terjadinya bencana.
Karena itu, dalam simulai tersebut sebanyak 120 tenaga medis dan karyawan PKU Muhammadiyah Surakarta dilibatkan. "RS PKU Muhammadiyah juga mempunyai berbagai kelengkapan yang dapat digunakan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat seperti Apar, hydrand, dan fire alarm," ujarnya.