REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Pemerintah Israel mendorong perusahaan pemula atau startup teknologi makanan mengambangkan sayap ke distrik utara Israel, Kiryat Shmona. Bahkan, pemerintah menawarkan subsidi, lahan gratis, dan akselerator baru yang menjanjikan membantu para pengusaha dengan mentor-mentor.
Dilansir di The Times Of Israel pada Selasa (4/7), inisiatif itu adalah bagian dari tawaran untuk mengubah kawasan utara menjadi pusat perusahaan pertanian dan teknologi pangan. Saat ini, lebih dari 60 perusahaan makanan dan lusinan startup berpartisipasi dalam acara pembukaan untuk komunitas inovator makanan di Kiryat Shmona.
Pada acara tersebut, Menteri Perekonomian Israel Eli Cohen mengatakan negara mengalokasikan 110 juta Israeli new shakel (30 juta dolar AS) pada tahun depan untuk usaha makanan di Upper Galilea dan di Kiryat Shmona, kota paling utara Israel. Selain itu, pemerintah berencana mendirikan taman berteknologi tinggi foodtech yang menjadi pusat industri mikro dan institut inovasi teknologi pangan di kawasan tersebut.
Perusahaan tersebut ditargetkan memiliki infrastruktur dan layanan mengembangkan makanan masa depan. Tujuannya adalah mengembangkan pusat makanan dan mengatur industri makanan dan pertanian maju berdasarkan resolusi pemerintah yang mengalokasikan jutaan shekel untuk upaya tersebut.
Foodtech adalah sektor inovatif yang mencakup segala hal, mulai dari pertanian cerdas hingga cara baru mengirim, mendistribusikan, dan membayar makanan. Selain itu, pilihan makanan sehat dan protein alternatif bagi konsumen. Total pasar pertanian pangan mencapai 11 triliun dolar AS setiap tahun.
Pemerintah meyakini, pada dasarnya teknologi makanan menghubungkan bioteknologi, kesehatan, data besar, dan inovasi ke industri makanan. Di Israel, ada lebih dari 300 startup foodtech, 253 perusahaan yang didirikan, dan 14 institusi akademis yang bekerja di bidang inovasi pangan dan pertanian.