REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua koalisi partai Pakatan Harapan Malaysia Dato Sri Anwar Ibrahim menyampaikan optimismenya bahwa relasi antara Indonesia dan Malaysia akan semakin menguat di kemudian hari. Ia mengatakan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad fokus untuk meningkatkan kerja sama investasi ekspor dan impor.
“Tentunya (juga) sosial, budaya (dengan Indonesia). Semangat persahabatan yang ditunjukkan (Perdana Menteri) Tun Mahathir dan Presiden Joko Widodo, bagi saya, memberi gambaran, hubungan Malaysia dan Indonesia akan semakin kuat," kata Anwar selepas memberi ceramah mengenai "Kepemimpinan Politik" di Jakarta, Rabu (4/7).
Ia mengatakan komitmen pemimpin dua negara yang menentukan arah relasi dagang dan diplomatik Indonesia dan Malaysia. Ia mengatakan kalau pimpinan kedua negara beri pengarahan yang jelas, Indonesia dan Malaysia ingin mengembangkan dan memastikan kerja sama ditingkatkan.
“Kalau itu arahannya, menteri-menteri akan menyusun perjanjian, dan komunitas bisnis akan menyusul," tutur Anwar.
Ia lanjut memberi contoh, misalnya, Pertamina dan Petronas, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain. "Sementara dari sudut bisnis, kalau kita beri dukungan kuat, saya yakin akan ada hal positif persaudaraan Malaysia dan Indonesia saling mempermudah," tambahnya selepas forum yang diselenggarakan "Executive Center for Global Leadership" (ECGL) di Jakarta.
Kendati demikian di tengah eratnya hubungan Indonesia dan Malaysia, Perusahaan Gas Negara (PGN) berencana menggugat Petronas di Arbitrase Internasional Hong Kong. Gugatan itu terkait masalah penyaluran kuota gas dan ganti rugi akhir bulan ini.
Terkait hal itu, mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN, pendiri ECGL, dan ketua Indonesia-Malaysia Business Forum (IMBC) Tanri Abeng mengatakan perkara itu mesti dipelajari dengan seksama. Ia mengatakan, untuk menyelesaikan sengketa antara PGN dan Petronas, harus ada logika hukum, logika bisnis, dan logika persahabatan.
“Ada tiga logika yang harus kita masukkan, hukum, bisnis, budaya atau persahabatan (antara Indonesia dan Malaysia)," ujar Tanri saat ditemui selepas acara.
Ia mengatakan kunjungan Anwar Ibrahim ke Indonesia memberi pesan yang baik untuk hubungan bilateral dengan Malaysia. "Saya kira bagus (kunjungan Anwar Ibrahim), karena efektif Pak Ibrahim akan jadi pemimpinnya Malaysia, dan dia sangat memahami kultur, ekonomi, kepemimpinan, dan politik Indonesia," tambahnya.
Tanri Abeng yang sebelumnya juga bertemu dengan PM Malaysia Tun Mahathir menegaskan kunjungan Ibrahim ke Indonesia merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjamin eratnya hubungan dua negara.
Sementara itu, dalam pidatonya pada pertemuan yang diselenggarakan ECGL di Jakarta, Anwar Ibrahim memastikan dirinya memaafkan mantan PM Malaysia Nazib Razak yang saat ini sedang ditahan karena dugaan korupsi di 1MDB. "Banyak media telah menanti tanggapan saya mengenai penangkapan mantan PM Nazib Razak. Secara pribadi saya telah memaafkan beliau (Najib). Tapi kalau soal merampok uang rakyat, menzalimi rakyat, itu di luar kekuasaan saya," tambah Anwar.
Selepas memberi ceramah, ia menerangkan bahwa penyelidikan terhadap skandal korupsi di 1MDB bukan hal baru. "(Dugaan korupsi) 1MDB pertama diangkat oleh saya di parlemen pada 2010 lalu. Sekarang, Najib tengah menjalani proses hukum (atas kasus itu)," imbuhnya.