Kamis 05 Jul 2018 13:20 WIB

Ke Lombok, JK Pantau Penanganan Stunting

Keterlibatan masyarakat jadi penentu keberhasilan program ini.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim meninjau penanganan kekerdilan atau stunting Desa Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB, Kamis (5/7).
Foto: Republika/M Nursyamsi
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim meninjau penanganan kekerdilan atau stunting Desa Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB, Kamis (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim meninjau penanganan kekerdilan atau stunting Desa Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB, Kamis (5/7). Desa Dakung menjadi satu dari sepuluh desa di Lombok Tengah yang menjadi prioritas penanganan stunting.

Wapres mengatakan, program rembuk desa pencegahan stunting merupakan sebuah program untim masa depan. Program ini terkait masa depan generasi muda di Indonesia. 

"Stunting dalam bahasa Indonesia kerdil, kita bicara kekerdilan karena kalau bayi sampai anak-anak kita kerdil, bukan saja badannya yang kerdil tapi otaknya juga kerdil jadi tidak maksimal nantinya," ujar JK. 

JK menyampaikan, apa yang terjadi saat ini merupakan buah dari apa yang kita lakukan 20-30 tahun lalu. Saat ini, menurutnya perlu diperbaiki cara dan sistemnya agar berjalan dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas anak-anak.

"Di sini Rp 1 miliar setahun dulu, jadi perbaiki jalan dan untuk kualitas anak-anak," lanjutnya. 

Selain itu, ada juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mengurusi persoalan sarana air bersih. Membangun generasi sehat, kata JK, tidak akan bisa jika tidak dilengkapi adanya sarana fasilitas sanitasi yang bersih. Pun dengan Menteri Keuangan yang mengurusi persoalan pendanaan. 

"Kalau di pusat bersatu maka di daerah juga harus bersatu. Di sini ada juga Gubernur (NTB) terpilih, Pak Zul (Zulkieflimansyah) semoga dilanjutkan," kata dia. 

JK menilai, keterlibatan dan kemauan masyarakat menjadi penentu dalam keberhasilan sebuah program, termasuk program pencegahan stunting. 

"Tanpa masyarakat bergerak, berapa pun proyek pemerintah tidak akan berhasil, kita akan datang dua-tiga tahun lagi," ucap dia.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, program dana desa memiliki dampak positif bagi kemajuan desa. 

"Dana desa kan lihat sendiri, walaupun di awal banyak kendala karena baru, bukan hanya di Indonesia mungkin pertama di dunia, tapi sekarang improvement-nya besar sekali," kata Eko.

Ia menjelaskan, hal ini terbukti dari penyerapan anggaran yang naik dari 82 persen pada tahun pertama, menjadi lebih dadi 98 persen. "Desa-desa mampu membangun infrastruktur yang belum pernah ada selama ini," lanjut Eko. 

Terkait implementasi di lapangan, Eko meminta seluruh pihak untuk tak segan melapor kepada Satgas Dana Desa jika melihat adanya kendala dan masalah dalam persoalan dana desa. "Masyarakat juga diminta kalau ada kejanggalan lapor ke satgas," katanya menambahkan. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement