REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Festival Film Purbalingga (FFP) akan kembali diadakan pada 7 Juli sampai 4 Agustus 2018. Rangkaian festival dimulai dengan pembukaan program Layar Tanjleb di lapangan Desa Karanggedang, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Sabtu (7/7) petang.
Bowo Leksono selaku direktur festival menginformasikan bahwa tahun ini adalah edisi ke-12 pelaksanaan FFP. Untuk program Layar Tanjleb, ada 18 desa di Banyumas Raya yang akan disambangi, bekerja sama dengan warga Banyumas Raya.
"Sejak awal FFP memang didesain untuk melayani publik Banyumas Raya. Layar Tanjleb merupakan moda utama untuk membuat ruang temu antara warga dengan festival," ujar Bowo pada rilis pers yang diterima Republika.co.id.
Program lain dalam FFP adalah Nonton Bersama Tetangga yang mengajak warga area Purbalingga untuk menyumbangkan teras rumah menjadi tempat menonton. Program kembali dilanjutkan setelah tahun sebelumnya mendulang respons positif.
Tahun lalu, kata Bowo, untuk pertama kalinya FFP mengadakan lokakarya vlogger bagi anak muda Banyumas Raya yang berminat menjadi Youtuber. Lokakarya kembali hadir tahun ini dengan penajaman materi yaitu perspektif dokumenter.
"Mimpi kami, anak muda Banyumas Raya yang menjadi vlogger bisa melakukan kerja-kerja dokumenter, mengupas hal-hal menarik di sekeliling desa mereka," ungkap Bowo.
Puncak perayaan FPP ditandai dengan Kompetisi Film Pendek Pelajar Banyumas Raya. Manager FFP Nanki Nirmanto menyampaikan bahwa tiap tahun selalu ada peningkatan kualitas karya, yang tahun ini terdaftar sebanyak 18 film dokumenter dan 10 film fiksi.
"Selalu menjadi tantangan bagi kami untuk menjaga dan mengembangkan kualitas karya para pelajar. Pendampingan yang kami lakukan setahun penuh, berbuah manis. Banyak karya yang bahkan melebihi harapan kami," kata Nanki.
Festival turut melibatkan komunitas film lain seperti Sangkanparan (Cilacap) serta Sinema Kedung (Kebumen). Bersama CLC Purbalingga, seluruhnya merupakan bagian dari Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB).