REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina bisa berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi dunia. Hal itu, lantaran perang dagang dapat menurunkan ekspor dan impor dua negara itu dan kemudian merambat ke negara-negara lain.
"Memang itu (perang dagang) akan merugikan tidak hanya kedua negara tapi juga ke seluruh dunia," kata Perry di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Senin (9/7).
Menurut Perry, perang dagang juga berpengaruh pada sektor keuangan. Ia menyebut, hal itu menimbulkan respons kebijakan moneter di AS dengan menaikkan suku bunga The Fed. Kebijakan tersebut kemudian memicu penarikan modal dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
"Respons terhadap meningkatnya ketidakpastian itu mengharuskan pasar keuangan sejumlah negara harus berdaya saing. Termasuk yang kita lakukan dengan kenaikan suku bunga kebijakan yang kemarin kita lakukan," kata Perry.