Senin 09 Jul 2018 21:05 WIB

TGB Dukung Jokowi, Syarief: Demokrat tidak Khawatir

Waketum Demokrat menilai sikap TGB adalah biasa dalam parpol.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan memberikan keterangan pers seusai mengikuti pertemuan Majelis Tinggi partai Demokrat di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (9/7).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan memberikan keterangan pers seusai mengikuti pertemuan Majelis Tinggi partai Demokrat di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, sikap Muhammad Zainul Majdi mendukung Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali menjadi presiden, bukan prioritas bagi partainya untuk dibahas. Syarief pun mengatakan Demokrat belum memutuskan apakah akan memberikan sanksi atau tidak ke pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu.

"Masalah TGB tidak menjadi prioritas untuk dibahas, karena itu biasa dalam partai," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (9/6).

Meski itu masalah biasa, kata Syarief, bukan berarti TGB tidak akan lolos dari sanksi. Demokrat untuk saat ini hanya menganggap persoalan sikap TGB itu perlu dikesampingkan dulu. "Bukan begitu (TGB tidak akan diberi sanksi), hanya saja saat ini belum jadi prioritas kita untuk dibahas," katanya.

Syarief juga tidak khawatir dukungan TGB untuk Jokowi itu akan memberikan dampak negatif bagi elektoral Demokrat. Sikap TGB tersebut pun tidak membuat kader Demokrat ikut berbalik mendukung Jokowi. Justru, lanjut dia, akar rumput Demokrat malah menunjukkan sikap yang berbeda dari pilihan TGB.

"Jadi tidak terlalu mengkhawatirkan bagi Demokrat. Enggak ada (kader yang mengikuti sikap TGB). Justru sebaliknya," ucapnya.

TGB telah menyatakan dukungannya terhadap Jokowi untuk menjadi Presiden kedua kalinya. Menurut dia, Jokowi layak mendapatkan kesempatan kedua untuk membangun Indonesia.

"Semata karena pertimbangan maslahat bangsa, umat, dan akal sehat agar pembangunan yang tengah berjalan di seluruh penjuru bisa dituntaskan dengan maksimal sesuai hajat masyarakat," ujar TGB, Kamis (5/7).

TGB yang sudah dua periode menjabat sebagai Gubernur NTB sejak 2008 menilai, proses pembangunan membutuhkan waktu yang tidak singkat. "Pengalaman saya di NTB, tidak cukup satu periode untuk menuntaskan tugas-tugas besar membangun daerah, apalagi membangun Indonesia yang sangat luas dan kompleks ini," ungkap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement