Rabu 11 Jul 2018 14:43 WIB

Shinzo Abe Kunjungi Korban Banjir di Jepang

Abe juga memantau sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan bencana melalui helikopter

Rep: Rizkyan Adhiyuda/ Red: Bilal Ramadhan
Wilayah yang diterjang banjir di Kurashiki, Perfektur Okayama, Jepang bagian Barat, Sabtu (7/7)
Foto: KYODO NEWS via AP
Wilayah yang diterjang banjir di Kurashiki, Perfektur Okayama, Jepang bagian Barat, Sabtu (7/7)

REPUBLIKA.CO.ID, KUMANO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengunjungi daerah-daerah yang terkena bencana banjir. Kepala pemerintahan yang telah membatalkan perjalanan luar negerinya itu datang ke pusat evakuasi dan menemui korban bencana.

Abe menyempatkan diri untuk berbicara dengan masyarakat yang sebagian besar merupakan warga lanjut usia dan bertanya tentang kesehatan mereka. Dia juga menggenggam tangan satu orang saat mereka berbicara.

Dalam kesempatan itu, Abe juga memantau sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan bencana melalui helikopter. Fokus perhatian ditujukan kepada kota Okayama yang menjadi daerah dengan dampak paling parah.

(Baca: Korban Tewas Banjir Jepang Meningkat Jadi 176 Orang)

Pemerintah Jepang sebelumnya berjanji akan mengucurkan dana 4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) guna memulihkan kawasan yagn terkena banjir. Abe juga siap mengeluarkan dana tambahan jika dibutuhkan.

Banjir yang terjadi di Jepang dipicu oleh hujan lebat sejak pekan lalu yang membuat sungai-sungai meluap. Meskipun kini hujan lebat telah berakhir, otoritas setempat masih meminta warga untuk waspada akan hujan dan badai mendadak.

Pemerintah Jepang mengatakan, bencana itu menjadi peristiwa paling buruk dalam sejarah sejak 1982. Korban dari meninggal dari peristiwa itu mencapai 176 orang ditambah sejumlah laporan orang hilang.

Nyaris 2 juta orang terdampak banjir di Jepang. Genangan air dilaporkan masih memenuhi wilayah Kurashiki, Okayama, yang terdampak banjir paling parah. Ribuan orang memenuhi kamp pengungsian di Mabi, salah satu distrik di Kurashiki, Okayama.

Pada saat yagn bersamaan, pemerintah Jepang juga mengeluarkan imbauan kepada warga akan bahaya tambahan dari penyakit yang ditularkan melalui makanan. Mereka meminta warga untuk mencuci tangan mereka dan mengambil langkah-langkah lain untuk mencegah keracunan makanan.

Selain itu, pemeritnah Jepang juga tengah berupaya untuk mengevakuasi 25 keluarga di Fukuyama. Hal itu dilakukan setelah pemerintah mendeteksi adanya retakan di sebuah waduk air.

Selain itu, panas yang yang semakin meningkat diprediksi memicu lebih banyak badai petir pada Rabu (11/7) ini. Hal itu membuat otoritas setempat memperingatkan warga akan bahaya tanah longsor yang berpotensi terjadi di lereng gunung yang dipenuhi air.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement