REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Pakatan Harapan harus "menelan kenyataan" setelah mengakui bahwa Pajak Barang dan Jasa (GST) bukan alasan utama untuk harga yang lebih tinggi, kata Datuk Seri Najib Tun Razak. Dia mengatakan Pakatan selama ini mengaitkan kenaikan harga dengan GST dan menggunakan ini untuk menyerang Barisan Nasional ketika berkampanye.
Mantan perdana menteri ini mengatakan demikian, dia terkejut membaca pernyataan Menteri Perdagangan Domestik dan Urusan Konsumen Datuk Saifuddin Nasution Ismail bahwa GST bukan alasan utama untuk kenaikan harga barang. “Saat itu Pakatan tidak menerima jawaban kami tetapi malah mengejeknya. Sekarang, Pakatan harus menelan kenyataan di balik tuduhannya sendiri,” kata Najib dalam unggahannya di Facebook, seperti dikutip The Star, Jumta (13/7).
Saifuddin dilaporkan telah memberi tahu Bernama bahwa penurunan kecil dalam harga barang adalah mengapa orang-orang tidak merasakan atau menyadari efek GST, yang dinilai nol pada tanggal 1 Juni. Najib mengatakan dia khawatir bahwa ketika Pajak Penjualan dan Jasa (SST) diperkenalkan kembali pada bulan September, harga barang akan naik lebih tinggi dibandingkan sebelum GST adalah nol-nilai.
“Ini adalah bahaya ketika sistem pajak berubah sesuai keinginan mereka sendiri. Barisan sudah memperingatkan tentang ini sebelum GE14. Ini tentu saja berdampak pada biaya hidup masyarakat dan bertentangan dengan janji Pakatan dalam manifestonya untuk mengurangi biaya hidup,” kata Najib.
Saifuddin juga mengatakan bahwa berdasarkan temuan survei yang dilakukan selama 35 hari dari tanggal 1 Juni, 417 barang yang mengalami penurunan harga termasuk barang-barang bayi serta barang-barang basah dan kering. "Bahkan, penurunan harga sangat kecil sehingga hampir mencapai 30-40 persen," katanya.
Menteri juga mengatakan bahwa meskipun harga makanan dan minuman diturunkan di gerai makanan cepat saji, ini tidak terjadi di restoran mamak di mana harga tetap tidak berubah, sementara di beberapa restoran, harga benar-benar naik.