REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak memengaruhi sikap partainya. PAN menyatakan, tidak akan membuat keputusan terkait koalisi di pilpres 2019 hanya karena Gerindra dan Demokrat bertemu.
Eddy menuturkan, sampai saat ini, PAN masih terus berbicara dengan semua pihak dari berbagai partai politik. Komunikasi intensif inilah yang akan menjadi dasar dari keputusan, bukan atas situasi dinamis antarsejumlah partai. "Itu bukan pemicu kami untuk arah berlabuhnya PAN dalam pilpres, melainkan kajian internal hasil komunikasi politik," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/7).
Eddy juga menegaskan, PAN belum menentukan sikap akhir untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, termasuk koalisinya bersama Partai Gerindra dan mengusung Prabowo sebagai capres. Ada beberapa hal yang masih harus diperbincangkan sebelum membuat keputusan final. Pembicaraan ini terus berlangsung hingga detik-detik terakhir pendaftaran capres-cawapres pada 4-10 Agustus mendatang. Eddy tidak menampik bahwa PAN memang memiliki kedekatan dengan Gerindra, mengingat keduanya pernah tergabung dalam satu koalisi dalam Pilpres 2014.
"Tapi, untuk arah politik Pilpres 2019 belum ada dukungan definitif dari kami," katanya.
Sebagai parpol, Eddy juga mengakui perdebatan arah dukungan kerap terjadi di internal partai. Menurutnya, kondisi ini justru merupakan refleksi dari demokrasi yang hidup dalam PAN dan membuat partai menjadi kaya pandangan. Tapi, ketika sudah memutuskan arah politik di Pilpres 2019, tentu semua kader akan sepakat dan tegak lurus.
Baca juga: Usai Jenguk SBY, Prabowo: Minggu Depan Kita Bicara Serius
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjenguk Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Prabowo membantah bahwa pertemuan kali ini untuk membicarakan politik.
"Ini menjenguk, masa ngomongin politik di rumah sakit?" kata Prabowo sebelum memasuki gedung medical check up RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (18/7).
Prabowo mengaku sangat dekat dengan SBY. Ia menghormati sosok SBY sebagai seorang seniornya ketika masih di militer. "Ya, beliau senior saya, dulu kita sangat dekat, jadi saya kira wajar ya kalau saya akan ketemu beliau. Apalagi, beliau mungkin udah kelelahan, saya ingin menjenguk beliau," ujarnya.
Sementara, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, adanya rencana pertemuan lanjutan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam waktu dekat.
"Mudah-mudahan setelah Pak SBY pulih, saya dengar Pak Prabowo lawatan ke luar negeri, baru setelah itu bisa diagendakan kembali untuk bisa bertemu," kata AHY di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (18/7).
Selain menunggu kembalinya Prabowo dari lawatan ke luar negeri, AHY mengatakan, pertemuan tersebut juga masih harus menunggu SBY selesai istirahat. "Saya takut nanti keliru, nanti akan diumumkan secara ofisial. Tapi, yang jelas Pak SBY butuh empat hari untuk istirahat total, mohon doanya saja," ujarnya.
Baca juga: AHY: Akan Ada Pertemuan Lanjutan Prabowo-SBY Bahas Pilpres