Jumat 20 Jul 2018 19:22 WIB

Merkel Sambut Langkah Trump Undang Putin

Putin mengkhawatirkan lawan-lawan politik Trump di AS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bilal Ramadhan
Vladimir Putin dan Angela Merkel
Foto: AP PHOTO
Vladimir Putin dan Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut baik undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berkunjung ke Washington musim gugur ini. Menurutnya itu langkah positif dalam rangka memperbaiki hubungan AS dan Rusia.

"Saya pikir itu akan menjadi normal lagi bagi presiden Rusia dan AS untuk bertemu," kata Merkel dalam sebuah konferensi pers di Berlin, Jumat (20/7).

Dalam konteks hubungan translantik, Eropa dan AS telah terlibat perselisihan beberapa kali. "Tetapi selalu layak untuk menyelesaikan konflik-konflik ini," ujarnya.

Trump telah mengundang Putin untuk berkunjung ke Washington pada musim gugur. "Trump telah meminta penasihat keamanan nasional AS John Bolton untuk memberikan undangan tersebut kepada Putin," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders.

Undangan itu muncul setelah Trump dan Putin bertemu di Helsinki, Finlandia, pada Senin (16/7). Itu menjadi pertemuan bilateral perdana bagi keduanya.

Putin menilai pertemuan pertamanya dengan Trump berjalan sukses. Walaupun dalam beberapa aspek hubungan Rusia dan AS lebih buruk daripada saat Perang Dingin, tapi Putin berpendapat pertemuannya dengan Trump memungkinkan kedua negara memulai jalur menuju perubahan positif.

"Kita akan melihat bagaimana hal-hal berkembang lebih jauh," kata Putin pada Kamis (19/7).

Kendati demikian, Putin mengkhawatirkan lawan-lawan politik Trump di AS. Menurutnya terdapat kalangan yang hendak mencegah perbaikan hubungan AS dengan Rusia, khususnya terkait kerja sama dalam isu Suriah dan pengawasan senjata.

Berbeda dengan Putin, seusai pertemuan di Helsinki, Trump justru dihujani kritik oleh sejumlah politisi AS. Hal ini karena Trump tak membahas isu penting yang perlu mendapat klarifikasi dari Putin, seperti dugaan intervensi Rusia dalam pilpres AS tahun 2016.

Trump justru mengatakan tidak alasan bagi Rusia untuk mencampuri pilpres AS. Pernyataannya itu dinilai tidak mendukung hasil penilaian intelijen AS.

Ia pun segera meralat pernyataannya. Ia mengklaim, ketika bertemu Putin, ia sebenarnya bermaksud mengatakan bahwa tidak ada alasan bagi Rusia untuk tidak mengintervensi pilpres AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement