REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana menduetkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Agus Harimurti Yiudhoyono (AHY) teluar bergulir. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Hakim mengatakan, pihaknya tidak khawatir dengan wacana tersebut.
Justru dengan bergabungnya Demokrat, Hakim menilai akan semakin bagus untuk bisa bertarung dengan petahana. "Bagus untuk mencari solusi ganti presiden 2019," kata Hakim melalui pesan tertulis, Sabtu (21/7).
Hakim berujar, setiap partai memiliki hak untuk mengajukan dan menjagokan kandidatnya. Begitupun dengan Demokrat yang begitu semangat menyandingkan putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), AHY dengan Prabowo.
Bahkan bila kemudian muncul syarat bergabungnya Demokrat asalkan Prabowo memilih AHY sebagai kandidat cawapresnya, PKS tidak akan ambil pusing. Karena keputusan mutlak milik Prabowo. "Keputusannya ada pada pak Prabowo dan Gerindra," kata Hakim.
PKS Optimis, Prabowo tidak akan mengkhianatinya. Pada akhirnya Gerindra tetap akan memilih satu kandidat terbaik PKS yang akan menjadi cawapres Prabowo melawan Jokowi.
"Akhirnya, pak Prabowo akan ambil pilihan terbaiknya, bersanding dengan kader terbaik PKS jadi capres dan cawapres yang dihantarkan oleh PKS dan Gerindra daftar ke KPU tanggal 10 Agustus. Pilihan itulah yang akan terjadi insya Allah," ujar Hakim.
Saat ditanyakan jika kemungkinan Prabowo memilih AHY apakah akan merenggangkan hubungan PKS-Gerindra atau bahkan PKS memutuskan untuk tidak lagi berkoalisi dengan Gerindra, hakim hanya menanggapinya dengan singkat.
"Ikuti saja proses politiknya," kata dia.
Seperti diketahui, Prabowo tampak akrab saat menjenguk SBY di rumah sakit Pusat Gatot Subroto (RSPAD). Keduanya akan kembali menjadwalkan pertemuan pada 24 Juli 2018 nanti untuk membahas peluang AHY menjadi cawapres.