Ahad 22 Jul 2018 15:57 WIB

Harga Daging Ayam di Kab Bandung Capai 42 Ribu

Harga daging ayam diperkirakan belum akan turun.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Reiny Dwinanda
Pedagang daging ayam menata dagangannya.
Foto: Antara/R.Rekotomo
Pedagang daging ayam menata dagangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung mengungkapkan harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung di pekan ketiga Juli mencapai Rp 42 ribu per kilogram. Harga daging ayam belum ada kecenderungan untuk turun.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, mengungkapkan hingga Sabtu (22/7) harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung berkisar antara Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. Harga daging ayam masih fluktuatif namun kecenderungan untuk turun belum ada.

Tisna menuturkan, di pekan kedua Juli harga daging ayam mencapai Rp 41 ribu per kg dan minggu pertama mencapai Rp 38 ribu kg. Sedangkan, pada bulan Juni lalu kenaikan harga daging ayam tertinggi terjadi pada pekan ketiga, yakni mencapai Rp 45 ribu per kg.

"Rata-rata harga daging di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung sebesar Rp 40 ribu," ujarnya kepada wartawan di Soreang, Kabupaten Bandung, Ahad (22/7).

Harga telur

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung berencana menggelar operasi pasar untuk menekan harga telur. Saat ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Pertanian tengah mengecek dan memantau harga telur dan daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung.

Asisten II bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung, Marlan mengungkapkan pihaknya tengah mendalami penyebab kenaikan harga telur. Sejumlah faktor yang diteliti antara lain kemungkinan pasokan berkurang, permintaan yang banyak, dan harga pakan yang mahal akibat kurs rupiah yang melemah.

"Pemantauan oleh dinas masih dilakukan," ujarnya kepada wartawan di Soreang, Pemkab Bandung, Jumat (20/7).

Marlan mengatakan, distribusi komoditas telur tidak tampak adanya permasalahan. Meski harga bahan bakar minyak (BBM) naik, namun pengaruhnya tidak signifikan.

Ia menuturkan, jika harga telur tetap naik maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Bulog. Operasi pasar pun akan digelar.

Menurutnya, antisipasi yang dilakukan juga adalah dengan tetap mendistribusikan bantuan pangan non tunai berupa beras dan telur kepada 168 ribu masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement