REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gelombang pasang menghancurkan 8 unit sampan, sejumlah kedai, dan satu rumah warga pada Rabu (24/7) di kawasan pesisir di Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Hal ini diperparah dengan abrasi yang semakin meluas.
Camat Tanjung Mutiara, Yogi Astarian, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam untuk mendata kerusakan dan menyiapkan upaya pemulihan.
"Kita masih melakukan pendataan detail, terkait apa-apa saja yang rusak akibat abrasi," jelas Yogi, Rabu (25/7).
Selain sampan warga yang hancur, abrasi pantai juga merusak empat kedai dengan rincian dua kedai rusak sedang dan dua lainnya rusak berat, serta satu unit rumah warga rusak parah. Satu rumah semi permanen milik Arif disebut tak lagi bisa ditinggali.
"Korban yang rumahnya rusak parah ini, kami ungsikan ke Kantor Wali," kata Yogi.
Sementara itu, banjir rob terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (25/7). Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram I Gusti Lanang Wiswananda mengatakan, Basarnas Mataram menerima laporan dari Tagana Lombok Barat terkait terjadinya gelombang pasang di Pantai Induk, Lombok Barat, NTB, pada Rabu (25/7) pukul 08.55 Wita. Ia menyampaikan ketinggian gelombang mencapai tiga meter hingga empat meter.
"Kejadian ini mengakibatkan satu rumah rusak dan tiga nelayan belum bisa menepi," ujar Lanang di Mataram, NTB, Rabu (25/7).
Banjir rob melanda Kecamatan Keruak dan Jerowaru di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (3/12) malam. (Muhammad Nursyamsi / Republika)
Lanang menyampaikan, tim Basarnas Mataram sudah berkoordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat setempat untuk proses evakuasi lantaran air masuk le wilayah permukiman.
"Untuk saat ini tim rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram sudah dilokasi bergabung dengan potensi untuk memberikan bantuan SAR," lanjutnya.