Kamis 26 Jul 2018 15:58 WIB

Perekonomian Indonesia Dinilai Punya Daya Tahan

PDB Indonesia diproyeksi mencapai 5,3 persen akhir 2018.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Foto: pixabay
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional akan mencapai 5,3 persen pada akhir tahun 2018 didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat. Proyeksi tersebut mengemuka dalam acara seminar “UOB Indonesia Economic Outlook 2018: Resilient Economy in a Turbulent World” yang diselenggarakan hari ini di Surabaya dan dihadiri oleh lebih dari 300 peserta.

Enrico Tanuwidjaja, Chief Economist UOB Indonesia mengatakan, pertumbuhan perekonomian Indonesia akan didukung oleh kekuatan fundamental makro, permintaan dalam negeri yang tinggi, serta semakin membaiknya sektor eksternal, seperti posisi cadangan devisa yang lebih tinggi dan lebih baiknya pengelolaan defisit transaksi berjalan. Faktor-faktor tersebut akan membuat kinerja perekonomian Indonesia lebih sehat dan berdaya tahan tinggi apabila dibandingkan dengan kinerja perekonomian pasar-pasar negara berkembang lainnya.

Faktor-faktor global dapat menjadi tantangan bagi daya tahan perekonomian Indonesia. Menurut Enrico terdapat beberapa faktor global yang berisiko yang dapat menjadi tantangan bagi daya tahan perekonomian Indonesia.

“Kami melihat akan terdapatnya gejolak di pasar keuangan global yang disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok termasuk kemungkinan langkah Tiongkok selanjutnya, kenaikan tingkat suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS); The Fed, dan dampak dari kejadian geopolitik di pasar global,” kata Enrico seperti dalam siaran persnya, Kamis (26/7).

Untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional, UOB menurut Enrico melihat kebijakan moneter Pemerintah Indonesia telah bergerak ke arah yang benar. Sementara dalam menghadapi gejolak eksternal secara umum dan risiko-risiko yang lebih besar dari kenaikan suku bunga The Fed tahun ini dan tahun depan, UOB memproyeksikan Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 50 bps secara kumulatif ke angka 5,75 persen hingga akhir tahun ini.

"Sementara Rupiah kami proyeksikan akan stabil di angka Rp 14.700 per dolar AS pada akhir tahun 2018, dan secara bertahap akan mengalami depresiasi ke angka Rp 14.900 per dolar AS pada pertengahan tahun 2019,” ujarnya. 

Berbagai proyek infrastruktur serta peningkatan dalam hal kemudahan berinvestasi seperti diluncurkannya Online Single Submission (OSS), sebuah sistem aplikasi elektronik untuk seluruh registrasi bisnis dan percepatan proses peijinan, merupakan bukti komitmen pertumbuhan ekonomi dengan kualitas yang lebih baik dari Pemerintah Indonesia. Menurut Enrico, rangkaian reformasi kebijakan juga telah memperkuat daya saing perekonomian Indonesia yang terlihat dari ditingkatkannya berbagai kapasitas strategis, seperti hadirnya peraturan untuk kemudahan berbisnis, reformasi pajak, dukungan terhadap usaha kecil dan menengah, serta pertumbuhan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia.  

Enrico menambahkan bahwa terus membaiknya fundamental ekonomi Indonesia termasuk berlanjutnya pemulihan ekspor seiring dengan peningkatan investasi di tengah pembangunan infrastruktur, akan terus mendukung daya tahan perekonomian Indonesia ke depan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement