Senin 30 Jul 2018 20:39 WIB

Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Jadi Program Strategis BI

Kantor perwakilan BI kini memiliki tugas membantu mengembangkan ekonomi ponpes.

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Fernan Rahadi
Peserta studi banding dari perwakilan ponpes dan Kantor Perwakilan BI DIY berdiskusi dengan pengasuh Ponpes al Ashriyyah, Bogor.
Foto: Yusuf Assidiq/Republika
Peserta studi banding dari perwakilan ponpes dan Kantor Perwakilan BI DIY berdiskusi dengan pengasuh Ponpes al Ashriyyah, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Potensi ekonomi di pondok pesantren, termasuk yang ada di DIY, dinilai cukup besar. Bila potensi ini dioptimalkan, maka bakal mampu mewujudkan kemandirian usaha di ponpes sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan wilayah sekitarnya. 

Oleh karena itu, kata Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Probo Sukesih, pihaknya berkomitmen membangun kemandirian ekonomi ponpes. "Setiap Kantor Perwakilan BI di dalam negeri kini memiliki tugas membantu mengembangkan ekonomi ponpes. Ini program strategis dan prioritas kami," katanya, di Bogor, Jawa Barat, Senin (30/7).

Ia menuturkan, pesantren mandiri setidaknya memiliki usaha yang profesional guna mendukung operasional pesantren dan unit pendidikan belajar mengajar yang terarah dan sistematis. "Sehingga dampak kehadiran pesantren secara lebih luas mampu menjadi bagian dari solusi pengentasan kemiskinan dan pengangguran untuk menyejahterakan masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, program tersebut sudah dilaksanakan sejak 2015 dengan menggandeng sejumlah instansi serta lembaga. Antara lain Kantor Kemenag DIY, Baznas DIY, Microfin, serta Dinas Koperasi dan UMKM DIY. Tahun ini, papar dia, program mengambil percontohan di empat ponpes. Yaitu Ponpes Darul Quran Gunungkidul, Ponpes Al Hikmah Gunungkidul, Ponpes Nurul Haromain Kulonprogo, dan Muhammadiyah Boarding School Sleman. 

Adapun yang akan dilaksanakan meliputi bimbingan teknis, pendampingan, bantun sarana prasarana pendukung, dan studi banding. Terkait studi banding, lanjutnya, kali ini berlangsung di Ponpes al Asyiriyah Nurul Iman, Bogor, Jawa Barat. Ponpes ini dinilai berhasil dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. 

Saat ini, dari sekitar 33 unit usaha yang dimiliki, sudah mampu menopang kegiatan ponpes bahkan juga mendukung pembiayaan pendidikan para santri. Lebih lanjut Probo Sukesih berharap, melalui kegiatan studi banding yang dilaksanakan selama tiga hari (29-31/7), maka masing-masing perwakilan ponpes bisa mempelajari manajemen pengembangan usaha dan diterapkan di lingkungan ponpes masing-masing. 

Sementara itu, pengasuh ponpes al Hikmah Gunungkidul, Subayu, yang juga salah satu peserta studi banding, berharap bisa menimba sebanyak-banyaknya pengalaman dari kegiatan ini untuk mengembangkan usaha di ponpesnya yang hendak dirintis. "Kita berencana membuka minimarket, tak hanya untuk penghuni ponpes, tapi juga bisa diakses warga sekitar. Maka itu, kita ingin belajar manajemen usaha agar minimarket itu bisa dikelola secara profesional," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement