Rabu 01 Aug 2018 15:35 WIB

Pengurus Masjid di Wonosobo Dilatih Jadi Juleha

Penyembelihan jadi titik kritis penentu daging yang dihasilkan halal atau tidak.

Proses penyembelihan hewan kurban.
Foto: ROL/Agung Sasongko
Proses penyembelihan hewan kurban.

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Puluhan pengurus masjid di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dilatih sebagai juru sembelih halal (Juleha) dari Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan setempat bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sidik Driyono mengatakan pelatihan diikuti 35 pengurus takmir masjid di wilayah Leksono dan Sukoharjo. Ia mengatakan melalui pelatihan tersebut nantinya mereka mampu menghasilkan hewan sembelihan yang memenuhi unsur aman, sehat, utuh, dan halal (Asuh).

"Latar belakang digelarnya bintek ini adalah dalam rangka mengantisipasi datangnya Idul Adha agar pada saat penyembelihan hewan kurban nantinya para takmir ini sudah paham tekniknya dengan baik dan benar sesuai kaidah Islam," katanya, Rabu (1/8).

Ia menjelaskan penyembelihan yang dilakukan pada saat Idul Adha merupakan suatu usaha untuk mematikan hewan dengan cara mengeluarkan darahnya sehingga menjadi halal dagingnya. "Dalam pelatihan ini para calon juleha diajarkan mengetahui penyembelihan yang menghasilkan daging asuh harus dilakukan dengan thayyib alias baik, tatmim atau sempurna, di antara dzabh alias ujung leher dan nahr atau pangkal leher," katanya.

Ia menyatakan, penyembelihan menjadi titik kritis penentu apakah daging yang dihasilkan halal atau tidak. Ia mengatakan hal itu merupakan salah satu tugas dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yaitu menyediakan hewan kurban yang layak serta menghasilkan daging yang halal untuk dikonsumsi masyarakat.

"Para peserta pelatihan selain menerima materi teori juga diajak menyimak secara langsung praktek penyembelihan seekor kambing dan dua ekor ayam yang sesuai dengan kaidah-kaidah tersebut," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement