REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang baik di triwulan II 2018. Raihan kinerja Bank BJB padas 2Q 2018 ditutup dengan catatan laba sebesar Rp 903 miliar atau tumbuh sebesar 9,2 persen year on year.
Kinerja positif itu terungkap dalam analyst meeting 2Q 2018 di Glass House, Hotel Ritz Carlton Pacific Palace, Jakarta, Rabu (1/8). Analyst meeting dihadiri jajaran direksi, dewan komisaris serta para analis pasar modal dan pihak terkait.
Capaian positif yang disampaikan direksi dalam analyst meeting tersebut, yakni total Aset Bank BJB yang mencapai Rp 113,4 triliun atau tumbuh sebesar 4,5 persen year on year. Bank BJB juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 72,3 triliun.
Pada laporan laba rugi, menurut Dirut Bank BJB Ahmad Irfan, net interest income berhasil tumbuh sebesar 3,7 persen year on year, fee based income tumbuh secara signifikan sebesar 20,3 persen year on year dan biaya CKPN berhasil diturunkan sebesar 48,9 persen year on year.
Dari sisi pendanaan, papar dia, Bank BJB berkomitmen terus meningkatkan pelayanan demi memahami masyarakat Indonesia, dan didukung dengan pengembangan teknologi yang baik untuk mempermudah layanan transaksi nasabah dengan cepat. Pada triwulan II 2018, menurut Irfan, Bank BJB berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 88,8 triliun.
Kata Irfan, berbagai indikator penting dalam rasio keuangan cukup terjaga dengan baik. Selain profitabilitas bank yang positif, pihaknya juga secara konsisten berhasil menjaga tingkat efisiensi serta kualitas aset.
Menurut Irfan, pada triwulan II 2018 Bank BJB membukukan laba bersih di atas rata-rata industri perbankan nasional per Mei 2018 yang sebesar 7,7 persen year on year. Yang lebih membanggakan lagi, imbuh dia, Bank BJB berhasil menjaga NPL pada level 1,6 persen, atau lebih baik dibandingkan industri perbankan per Mei 2018 yang mencapai 2,79 persen.
Adapun pertumbuhan kredit dan DPK, pihaknya akan menyesuaikan dengan situasi ekonomi nasional, sehingga pertumbuhan kredit dan DPK dapat berjalan seimbang. ‘’Kami lebih efisien dalam mengelola aset dan liabilities. Target kita adalah bisnis yang berkualitas,’’ ujar Irfan dalam analyst meeting 2Q 2018 di Glass House, Hotel Ritz Carlton Pacific Palace, Jakarta, Rabu (1/8).
Pihaknya berharap, Bank BJB tetap eksis dan dapat masuk dalam jajaran 10 bank nasional terbesar yang berkinerja baik. Untuk kinerja Bank BJB selanjutnya, papar Irfan, diharapkan adanya peningkatan positif agar Bank BJB selalu diterima oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya di Provinsi Jabar dan Banten.
Senior Vice President Divisi Corporate Secretary Bank BJB Hakim Putratama menambahkan, dalam upaya mewujudkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Bank BJB konsisten mengimpelementasikan good corporate governance (GCG). Pihaknyapun tidak lupa mengedepankan prinsip kehati-hatian dan azas prudential banking.
Masih dikatakan Hakim, kemampuan Bank BJB dalam meningkatkan profitabilitas tidak terlepas dari pengelolaan biaya operasional yang sehat. Biaya operasional bank mengalami peningkatan seiring dengan semakin berkembangnya bisnis bank serta jaringan kantor Bank BJB.
Hingga kini, Bank BJB memiliki 2.154 jaringan kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. Kondisi ini, papar dia, akan menjadi kekuatan infrastruktur dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dari masyarakat.