Sabtu 04 Aug 2018 17:12 WIB

Taliban Bakar 12 Sekolah di Pakistan

Taliban menganggap pendidikan perempuan sebagai anti-Islam.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Taliban Pakistan
Foto: AP/Ishtiaq Mahsud
Taliban Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sebanyak 12 sekolah di Pakistan diserang oleh bom dan dibakar di distrik Pakistan utara. Sekolah itu terdiri dari delapan sekolah khusus perempuan dan empat sekolah khusus laki-laki.

Polisi Pakistan pada Jumat (3/8) mengatakan wilayah itu merupakan basis Taliban. Taliban dan militan yang bersekutu, menganggap pendidikan perempuan sebagai anti-Islam. Mereka telah menyerang ribuan sekolah perempuan di bagian barat laut dan utara negara itu.

Kepala kepolisian Raja Ajmal mengatakan serangan di desa-desa distrik Diamer di Gilgit utara, dilakukan secara terencana dan terkoordinasi dengan baik. Menurut salah seorang warga, para penyerang juga mencoba masuk ke sekolah yang dikelola tentara, tetapi dihentikan oleh penjaga.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan tidak ada korban yang dilaporkan. "Anda tahu dengan baik siapa yang melakukan tindakan semacam ini dan apa motif mereka," kata petugas kepolisian.

Dia mengatakan warga memiliki sejarah menentang pendidikan perempuan di wilayah itu. Tetapi, pemerintah baru-baru ini membantu membangun sekolah perempuan di sana.

Pada 2012, Taliban menembak dan melukai pemenang hadiah Nobel Malala Yousafzai,  di lembah Swat utara. Ayahnya, Ziauddin Yousafzai, mengutuk serangan di sekolah itu. "Kami harus memberikan kesucian yang sama kepada sekolah-sekolah kami dan lembaga-lembaga pendidikan seperti yang kami lakukan untuk masjid, kuil, dan gereja," tulisnya di akun Twitter.

Beberapa gerilyawan Taliban yang menyamar dengan seragam polisi menyerang sebuah kamp pangkalan pendaki gunung di daerah itu pada 2013. Serangan tersebut menewaskan sembilan pendaki asing dan dua pemandu lokal.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement