REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan menanggapi positif enam poin usulan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir terkait nawacita kedua. PDIP menilai usulan tersebut inspiratif.
"Ibu Megawati Soekarnoputri setiap kali bertemu dengan Pak Haedar Nashir selalu terkesan, karena alam pikir Pak Haedar penuh dengan kebijaksanaan, inspiratif, dan berkemajuan," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Senin (6/8).
Menurut Hasto, PDI Perjuangan menyambut baik dan berterima kasih atas masukan yang disampaikan Haedar Nashir kepada PDI Perjuangan yang sedang menyusun nawacita kedua. Nawacita ini penting untuk menjawab berbagai persoalan bangsa.
"Sangat positif menjadikan nawacita kedua menjadi agenda prioritas guna menjawab berbagai persoalan bangsa, sekaligus memberikan arah pembangunan bangsa dalam lima tahun kedepan," tuturnya.
Hasto menjelaskan, ketika program nawacita pertama disusun, saat itu persoalan bangsa dibagi menjadi tiga persoalan pokok, yakni merosotnya kewibawaan negara, melemahnya sendi perekonomian nasional, serta intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. "Tiga masalah pokok itulah yang menjadi landasan penyusunan visi misi Jokowi-JK," ujarnya.
Pada pemerintahan Jokowi-JK, kata dia, berhasil meletakkan pondasi bagi kemajuan Indonesia Raya dalam banyak aspek. Di antaranya, pondasi bangunan bangsa Indonesia yang lebih produktif, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan karakter bangsa.
"PDI Perjuangan akan memasukkan usulan Pak Haedar yang sangat konstruktif tersebut ke dalam nawacita kedua," kata Hasto.
Baca juga, GNPF Sambangi Prabowo Soal Ustaz Somad dan Habib Salim.
Sejumlah tokoh dan pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama mendatangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin (6/8) malam.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, di dalam pertemuan dengan Prabowo Subianto, para ulama GNPF ingin memastikan hasil ijtima' ulama beberapa waktu lalu dibahas dengan partai calon mitra koalisi.
"Dulu kan kawan-kawan (GNPF) datang ke sini menyampaikan hasil ijtima', kemudian Prabowo bilang perlu waktu untuk bicarakan persoalan ini dengan partai-partai, sekarang kedatangan mereka untuk menanyakan bagaimana hasil pembicaraan dengan partai," kata Muzani ditemui usai pertemuan, di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Muzani mengatakan, Prabowo sangat menghargai apa yang sudah dihasilkan oleh ijtima' ulama dengan menghasilkan dua alternatif capres-cawapres yakni Prabowo Salim Segaf dan Prabowo dan Ustaz Abdul Somad. Menurutnya hal itu merupakan sebagai bentuk tanggung jawab ulama dalam menata masa depan bangsa.
"Namun Pak Prabowo masih juga harus berkonsultasi dengan sejumlah partai karena sekali lagi Partai Gerindra harus berkoalisi dengan beberapa partai yang ada," ujarnya.