Selasa 07 Aug 2018 12:07 WIB

Tim Dokter Targetkan Operasi Korban Gempa 50 Orang per Hari

Terdata ada sekitar 300 korban yang mengalami kasus patah tulang dan harus dioperasi.

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua tim bantuan medis Universitas Hasanuddin, Prof dr Idris Paturusi,.sesaat sebelum bertolak ke NTB untuk memberikan bantuan medis kepada korban gempa Lombok.
Foto: Humas Unhas
Ketua tim bantuan medis Universitas Hasanuddin, Prof dr Idris Paturusi,.sesaat sebelum bertolak ke NTB untuk memberikan bantuan medis kepada korban gempa Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim medis Universitas Hasanuddin (Unhas) telah sampai di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dipimpin oleh Prof Idrus Paturusi, mereka menargetkan dalam satu hari bisa melakukan operasi kasus patah tulang sebanyak 50 orang dari 300 korban gempa Lombok.

"Paling tidak 50 kasus (dalam) satu hari dan diharapkan dalam satu minggu mudah-mudahan semua sudah selesai," ujar Idrus Paturusi, Selasa (7/8).

Mantan rektor Unhas ini menjelaskan, berdasarkan data yang diperolehnya ada sekitar 200 korban gempa yang kini berada di rumah sakit, di Lombok. Di luar sana, ujarnya, masih ada 100 orang lagi yang juga mengalami patah tulang akibat gempa berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang Lombok. "Insha Allah, hari ini kita sudah mulai bisa melakukan operasi," ungkapnya.

Selain tim medis dari Unhas, sambung Idrus, datang juga bantuan tim medis dari universitas-universitas lain, seperti Yogjakarta, Surabaya, Bali, Bandung, dan Jakarta. Mereka akan bekerja sama dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap para korban bencana gempa.