REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik turut menanggapi cuitan yang dikirimkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief. Menurutnya, ungkapan yang tertuang dalam cuitan itu merupakan pendapat pribadi Andi.
“Itu kan pendapat Andi Arief kan, pendapat sendiri,” ujar Taufik di Jakarta, Rabu (8/8). Dia menampik adanya anggapan dengan adanya kiriman cuitan tersebut merupakan pertanda Partai Demokrat gagal berkoalisi dengan Partai Gerindra.
Menurutnya, Andi bukan merupakan salah satu tokoh kunci yang menentukan arah koalisi Partai Demokrat. Arah koalisi Partai Demokrat, kata dia, masih akan ditentukan oleh kesepakatan seluruh anggota partai.
“Enggaklah, kan yang menentukan bukan Andi Arief,” ungkapnya singkat.
Taufik mengatakan, pernyataan Andi Arief yang menyebut Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ditolak oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga ditampiknya. Sampai saat ini, kata dia, belum ada kesepakatan kedua partai akan berpisah.
“Enggak ah, belom belom yang batalin siapa. Belom kan masing-masing lagi, seperti PAN lagi Rapim, PKS juga lagi rapat, ini lagi rapat, selesai rapat masing-masing bawa (hasilnya),” kata dia.
Selain itu, Taufik juga menampik kabar adanya pembayaran sebanyak Rp 500 miliar oleh politikus Gerindra yang juga merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno. Dikabarkan Sandi membayarkannya kepada dua partai, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan juga Partai Amanat Nasional (PAN). “Enggaklah, nggak ada begitu,” jawab Taufik.
Namun, dirinya tak menampik, nama Sandiaga Uno masih dalam perhitungan dan dalam proses pembahasan dalam koalisi yang sedang dibangunnya. Sementara, nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, kata dia, bila memang akan dicalonkan, maka harus mengajukan izin kepada Presiden.
“Sebelumnya, Andi Arief mengeluarkan pernyataan mengejutkan pada momentum jelang pendaftaran capres dan cawapres. Lewat akun Twitter-nya, Andi Arief menuliskan kicauan keras terkait Ketua Umum Prabowo Subianto.
"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," tulis Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief__.
Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaakan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghatgai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus.
— andi arief (@AndiArief__) 8 Agustus 2018