Sabtu 11 Aug 2018 12:49 WIB

PKS akan Tetap Laporkan Andi Arief ke Kepolisian

Andi Arief menyebut Sandiaga membayar Rp 500 miliar agar menjadi cawapres Prabowo.

Wasekjen Demokrat Andi Arief memberikan keterangan perihal tudingannya terhadap Prabowo Subianto sebagai Jendral Kardus, di kediaman Ketum Demokrat SBY di Mega Kuningan, Kamis (9/8) dini hari.
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Wasekjen Demokrat Andi Arief memberikan keterangan perihal tudingannya terhadap Prabowo Subianto sebagai Jendral Kardus, di kediaman Ketum Demokrat SBY di Mega Kuningan, Kamis (9/8) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan tetap melaporkan dan memperkarakan tudingan poltikus Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Sandiaga Uno membayar PKS dan PAN masing-masing Rp 500 miliar. Tudingan Andi Arief dilempar sehari jelang Prabowo mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) pada Kamis (9/8).

"Tudingan Andi Arief itu tidak benar. Itu fitnah," kata Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, pada diskusi "Polemik:  Melodramatik Capres-Cawapres" di Cikini, Jakarta, Sabtu (11/8).

Menurut Kholid, PKS mengingatkan Andi Arief untuk meminta maaf secara terbuka kepada publik. Ia berlasan, tudingan itu menyangkut citra partai politik lain.

"Meskipun PKS dan Partai Demokrat dalam koalisi yang sama dan secara institusi sudah selesai, tapi jika Andi Arief secara pribadi tidak minta maaf, PKS akan tetap memprosesnya secara hukum," katanya.

Kholid menambahkan, menurut Partai Demokrat bahwa pernyataan Andi Arif adalah pernyataan pribadinya,  PKS dapat menerimanya. Namun, Andi Arief harus meminta maaf kepada publik.

"PKS juga akan melakukan klarifikasi langsung kepada Andi Arief untuk mendengarkan penjelasannya," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo menegaskan, bahwa pernyataan Andi Arief soal mahar adalah pernyataan pribadi. Menurut dia, Partai Demokrat dan PKS secara institusi tidak ada masalah. Apalagi, Partai Demokrat dan PKS sama-sama berada dalam koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga.

"Kalau PKS ingin memperkarakannya atas nama pribadi Andi Arief, silakan saja," katanya.

Sebelumnya, dalam akun Twitter-nya, Andi Arief menyebut bahwa bahwa Partai Demokrat tidak mengalami kecocokan dengan koalisi yang ada. Karena, kata Andi Arief, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam menentukan calon wakil presiden (cawapres) dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Bahkan Ia mengatakan Prabowo sebagai 'Jenderal Kardus'.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," tulis Andi Arief.

Kepada wartawan, Kamis dini hari, Andi Arief menyatakan dirinya tak pernah membuat isu selama dia berkarier politik. Hal itu dia katakan untuk memastikan apa yang dia tudingkan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bukanlah isapan jempol.

“Saya Andi Arief tidak pernah membuat isu dalam karier politik saya,” ujar Andi.

Dia juga menyatakan, apa yang dia ungkap di akun media sosial Twitter miliknya merupakan unggahan yang ia kirimkan secara sadar. Dia menyebut tak pernah berbohong sehingga dia berani mempublikasikan pernyataan itu.

“Benar saya sadar dan bisa dicek dalam karier politik saya saya tidak pernah bohong dan data saya selalu akurat,” kata Andi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement