REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penanganan bencana di Lombok perlu dipercepat lagi mengingat tingkat kerusakannya sangat parah. Semua pihak harus bahu-membahu menyisir kebutuhan darurat masyarakat terdampak bencana.
"Ketersediaan air bersih, lampu penerang, tenaga medis, dan tenda layak huni masih jauh dari mencukupi karena bencana ini begitu besar." Kata KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU dalam siaran persnya, Senin (13/8).
Kiai Said Aqil menambahkan data dari tim NU Peduli menunjukkan dalam dua hari terakhir penanganan korban masih sangat minim. Bantuan kemanusiaan yang tersiar melimpah dalam realitasnya belum mampu menyelesaikan kesulitan korban gempa.
"Bidang medis misalnya, dalam dua hari terakhir tim Peduli NU hanya mampu menangani 150 pasien yang mulai terkena penyakit seperti ispa, diare, nyeri bahkan ada pasien yang patah tulang belum tertangani, masih tinggal di tenda." Tutur Said Aqil.
Nahdlatul Ulama, menurut Kiai Said Aqil, masih terus merespons penanganan bencana di Lombok hingga tanggal 25 Agustus. Selanjutnya Tim NU Peduli akan melakukan evaluasi.
"Sejak awal bencana NU telah hadir di tengah korban dan progressnya hingga kini belum menggembirakan. Santri dipulangkan karena asrama pesantren hancur. Siswa-siswa diliburkan sampai waktu yang tidak ditentukan. Paska tanggal 25 Agustus NU akan menyusun program lanjutan." Kata Kiai Said Aqil.
"Saya dapat laporan dari Tim NU Peduli bahwa melihat kerusakan yang parah di Lombok tampaknya tanggap darurat hingga 25 agustus ini hanya di atas kertas namun faktualnya bisa sampai enam bulan." Kata Kiai Said.