Kamis 16 Aug 2018 04:41 WIB

Kemenhub: LRT Sumsel Tetap akan Beroperasi untuk Asian Games

LRT akan digunakan untuk mengakomodasi kepentingan atlet, ofisial hingga awak media.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah aparatur sipil negara dan masyarakat menikmati perjalanan dengan Light Rail Transit (LRT) atau Kereta Api Ringan di Palembang, Sumsel, Rabu (25/7).
Foto: Antara/Feny Selly
Sejumlah aparatur sipil negara dan masyarakat menikmati perjalanan dengan Light Rail Transit (LRT) atau Kereta Api Ringan di Palembang, Sumsel, Rabu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulkifri mengatakan light rail transit (LRT) di Sumatera Selatan (Sumsel) tetap akan beroperasi sesuai rencana saat Asian Games pada 18 Agustus sampai 2 September 2018 mendatang. LRT akan digunakan untuk mengakomodasi kepentingan atlet, ofisial, panitia dan awak media selama pelaksanaan Asian Games.

"Saat ini tim tengah bekerja keras melakukan perbaikan teknis dan mengecek ulang seluruh kelengkapan operasional termasuk dalam hal prosedur keamanan dan keselamatan. Kami pastikan kejadian terhentinya LRT secara mendadak tidak akan terulang," katanya di Jakarta, Rabu (15/8).

Zulfikri mengatakan, LRT Sumsel akan mulai beroperasi 16 Agustus untuk mengakomodir kepentingan atlet, ofisial , panitia, dan awak media nasional maupun asing yang melakukan peliputan selama perhelatan Akbar Asian Games ke-18 di Palembang. Ia menjelaskan, untuk kelancaran mobilitas negara peserta Asian Games 2018, maka untuk sementara yakni tanggal 16 hingga 18 Agustus LRT Sumsel hanya bisa digunakan oleh atlet, ofisial , panitia, dan awak media. Baru kemudian pada tanggal 19 Agustus - 2 September dibuka untuk umum namun disesuaikan dengan kapasitas yang tersedia tanpa dikenakan tarif alias gratis.

Terkait insiden terhentinya LRT, Zulfikri menilai hal tersebut tidak perlu diributkan apalagi dibesar-besarkan. Sebaliknya, masyarakat harus mengapresiasi dan menghargai karya buatan anak bangsa tersebut. Kereta LRT Sumsel dibuat oleh PT INKA (Persero) Madiun. Sementara sistem persinyalan dikerjakan oleh PT LEN Industri. Adapun pembangunan jalur dilaksanakan oleh PT Waskita Karya. Operasional LRT dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia.

"Jangan dibuat seolah-olah karya anak bangsa ini tidak layak. Kereta ini baru sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. LRT memang belum resmi beroperasi jadi sangat wajar jika masih ditemui kendala-kendala teknis di lapangan," ujarnya.

Meski demikian, menurut Zulfikri, Kementerian Perhubungan tetap menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan para penumpang atas peristiwa tersebut. Sesaat setelah kejadian, Kementerian Perhubungan langsung mengambil langkah strategis dengan melakukan penyelidikan terhadap penyebab terhentinya laju LRT secara mendadak.

Menurutnya, insiden tersebut menjadi koreksi bersama seluruh stakeholder terkait. Kementerian Perhubungan sendiri optimistis pengembangan moda transportasi LRT kedepan bisa jauh lebih baik. "LRT Sumsel menjadi lompatan besar bagi PT INKA yang notabene merupakan satu-satunya manufaktur sarana perkeretaapian di Asia Tenggara. Mohon dukungan seluruh warga bangsa," katanya.

Sementara itu, Zulfikri mengatakan bahwa hari Selasa (14/8) kemarin LRT Sumsel telah digunakan untuk mengangkut sejumlah atlet dan ofisial asal Tajikistan dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang menuju kawasan Jakabaring yang menjadi pusat pertandingan olahraga Asian Games 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement