Senin 20 Aug 2018 13:40 WIB

Kedubes AS di Turki Ditembak

Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa penembakan itu.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.
Foto: AP/Lefteris Pitarakis
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kedutaan besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Turki diserang orang tidak bertanggung jawab. Pelaku menembakkan beberapa peluru ke arah gedung perwakilan Paman Sam yang berada di ibu kota Turki, Ankara. penembakan terjadi sekira pukul 05.00 pagi waktu setempat.

Beruntung tidak ada korban jiwa atapun korban terluka atas peristiwa tersebut. Meski demikian, peluru yang dimuntahkan pelaku mengenai dan memecahkan pos penjagaan yang berada di depan gedung kedutaan tersebut.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa penembakan itu. Otoritas Turki tengah melakukan penyelidikan dan pengejaran kepada pelaku yang melarikan diri menggunakan mobil putih dengan jumlah orang yang belum diketahui.

Baca juga, Trump Sanksi Berat Turki.

Seperti diketahui, hubungan Turki dan AS tengah memanas menyusul penahanan pastor asal Amerika, Andrew Brunson, oleh Ankara. Turki meminta ekstradisi pemimpin kelompok FETO, Fetullah Gulen, sebagai ganti dari pembebasan Brunson.

photo
Penahanan Pastor Brunson memanaskan hubungan AS-Turki.

AS diketahui juga menjatuhkan sanksi sepihak terhadap dua pejabat negara Turki, yakni Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul. Keduanya dijatuhi hukuman menyusul dugaan mendalangi sebuah organisasi yang bertanggung jawab atas penangkapan Andrew Brunson.

Hubungan kedua negara juga diperkeruh dengan penggandaan tarif bea masuk baja dan aluminium asal Turki masing-masing sebesar 20 persen dan 50 persen. Hal tersebut berdampak pada melemahnya nilai tukar mata uang Turki, lira, terhadap dolar AS.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, akan memboikot barang-barang elektronik asal AS. Boikot dilakukan sebagai buntut dari perang ekonomi menyusul penggandaan tarif bea masuk akan baja dan aluminium tersebut.

"Pemerintah bersama rakyat siap menghadapi dolar, inflasi, harga Forex, dan suku bunga. Kami akan melindungi kebebasan ekonomi Turki melalui kebersamaan," kata Presiden Erdogan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement